Washington
(ANTARA News) - Militer Amerika Serikat akan menggeser
penerbangan-penerbangan pesawat tak berawaknya di Niger dari Niamey ke
pangkalan di utara, yang memungkinkan Washingon lebih baik dalam melacak
pejuang Islam di wilayah tersebut, kata seorang pejabat pertahanan
Selasa.
Amerika
Serikat memulai penerbangan pengintaian drone di Niger pada awal 2013
untuk mendukung pasukan Prancis memerangi gerilyawan Islam di Mali
utara, lapor AFP.
Washington
selalu bermaksud untuk memindahkan operasi lebih lanjut ke utara dan
sekarang rincian-rincian telah bekerja untuk memindahkan penerbangan ke
pangkalan Agadez, sekitar 500 mil (800 kilometer) dari Niamey, kata
pejabat pertahanan AS, yang berbicara pada kondisi tanpa nama.
"Ketika
kami diundang untuk membangun pangkalan, disepakati pada saat itu bahwa
kami memulai operasi di Niamey dan kemudian bergerak ke utara," kata
pejabat pertahanan kepada AFP.
Lokasi
utara akan memberikan pesawat tak berawak, pesawat robot lebih mudah
akses ke rute padang pasir yang menghubungkan Libya selatan dan utara
Mali, yang digunakan untuk pengiriman senjata dan para pejuang Islam.
Rencana untuk terbang dari Agadez pertama kali dilaporkan oleh Washington Post pada Selasa.
Para
pejabat tidak mengatakan berapa banyak pesawat, baik berawak ataupun
tak berawak, yang akan beroperasi di lapangan udara Agadez.
Angkatan
Udara AS pada Juli mengeluarkan permintaan tawaran untuk kembali
membuka landasan pacu di Manu Dayak Airfield di Agadez, dan mengatakan
pendanaan akhir tergantung pada persetujuan Niger.
Dan
pada Februari, Badan Logistik Pertahanan AS menyerukan tawaran untuk
memberikan jet dan bahan bakar diesel ke Agadez Airfield akhir tahun
ini.
Militer Prancis juga memiliki drone di pangkalan yang sama di Niamey, termasuk dua pesawat Reaper buatan AS.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: B Kunto Wibisono
0 komentar:
Posting Komentar