Jakarta
(ANTARA News) - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali
menegaskan ia tidak ingin berlama-lama memegang jabatan tertinggi di
partai itu dalam posisinya sebagai tersangka Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) saat ini.
"Dalam
posisi saya sebagai tersangka oleh KPK, saya tidak berhasrat untuk
memegang jabatan Ketua Umum PPP berlama-lama. Saya paham betul posisi
saya," kata Suryadharma seusai rapat internal PPP di kantor DPP PPP,
Jakarta, Selasa malam.
Meskipun
demikian dia menyatakan dalam rapat itu bahwa dia ingin melepaskan
jabatan tersebut melalui forum di mana dulu ia diangkat, yaitu muktamar
partai.
Suryadharma
pun telah mengusulkan muktamar dilaksanakan pada 22 atau 23 Oktober
2014. Namun dalam rapat, ada suara-suara yang tidak setuju atas usulan
itu.
Dia
menilai rapat itu memiliki agenda-agenda terselubung untuk mendesaknya
mundur sebelum muktamar. Desakan itu menurut dia, datang dari 26 DPW PPP
yang berkomplot.
"Ya itu memang komplotan ke-26 DPW yang tidak didukung oleh DPC-nya. Saya ini tidak dipilih oleh DPW melainkan DPC," ujar dia.
Atas
alasan tersebut Suryadharma menilai rapat itu tidak sehat. Mantan
Menteri Agama itu menduga rapat itu sebenarnya telah mengambil sebuah
keputusan yang dipaksakan.
Suryadharma sendiri pulang lebih awal dalam rapat itu dengan alasan masih memiliki agenda lain keesokan hari.
Pada
Selasa malam, sejumlah pengurus harian DPP PPP melakukan rapat tertutup
untuk membentuk panitia dan waktu pelaksanaan muktamar partai.
Suryadharma
mengakui dalam rapat yang dihadiri sejumlah petinggi PPP antara lain
Romahurmuzy, Dimyati Natakusuma, Emron Pangkapi, Suharso Monoarfa, Ahmad
Yani itu muncul usulan agar ia mengundurkan diri dari posisi ketua
umum.
(R028/M016)
(R028/M016)
Editor: Ruslan Burhani
0 komentar:
Posting Komentar