Selasa, 30 Juli 2013

Dampak Harga Emas

mempengaruhi harga emas

Melemahnya kurs dollar AS dapat mendorong kenaikan harga EMAS dunia. Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito ketimbang emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing). Ini akan menimbulkan tekanan pada harga  EMAS.
Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga  EMAS akan cenderung naik. Pada tahun 1998, karena nilai tukar rupiah merosot tajam terhadap mata uang dollar AS, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga secara signifikan. Harapannya, menahan laju kenaikan nilai tukar dollar AS. Akibatnya, walaupun tingkat suku bunga naik, harga  EMAS juga naik. Terlihat jg tingkat suku bunga tidak terlalu berpengaruh pada harga  EMAS di Indonesia. Tetapi, lebih banyak dipengaruhi harga  EMAS dunia sehingga pengaruh nilai tukar dollar AS terhadap rupiah sangat besar. Saat terjadi kepanikan finansial seperti saat krisis moneter harga emas akan meroket tidak terkendali. Hal ini terjadi karena masyarakat enggan memegang uang kertas dan lebih memilih menyimpan kekayaanya dalam bentuk EMAS.
Salah satu contoh hal yang dapat mempengaruhi suplai dan permintaan (supply and demand) dari  EMAS  adalah seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Contoh lainnya, kasus pada pertengahan tahun 1998 di mana harga  EMAS  terus merosot. Saat itu, bank-bank sentral di Eropa menyatakan akan mengurangi cadangan emasnya sehubungan rencana pemberlakuan mata uang euro. Harga  EMAS langsung anjlok di sekitar 290 dollar per troy ounce.

Sekitar 80 persen dari total suplai  EMAS  digunakan industri perhiasan. Konsumsi perhiasan merupakan pengaruh yang besar pada sisi permintaan. Ketika kondisi ekonomi meningkat, kebutuhan akan perhiasan cenderung naik. Namun, dari data statistik terlihat kebutuhan akan perhiasan lebih sensitif terhadap naik turunnya harga emas dibanding kan meningkatnya kondisi ekonomi.

Ketegangan politik dunia, misalnya AS dengan Iran, AS dengan Timur Tengah atau ketegangan lain yang membuat suhu politik dunia meninggi dan mengakibatkan ketidakpastian ekonomi  membuat harga emas naik.

Harga Emas Pada tahun 1971, sejak Presiden Richard Nixon mengakhiri konvertibilitas dolar AS dengan emas, untuk mengakhiri peran sentral dalam sistem mata uang emas dunia. Tiga tahun kemudian Kongres mengesahkan kepemilikan emas oleh warga AS. Dibebaskan dari harga pemerintah sebesar $ 35 per ons, dolar dan emas melayang. Pada tahun 1979 dan 1980, kurangnya kepercayaan investor pada kemampuan pemerintah untuk membatasi ekspansi uang beredar mengakibatkan kepanikan, sehingga membeli logam mulia sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Harga emas melonjak, dan pada bulan Januari 1980 harga emas mencapai rekor sebesar $ 850 per ounce. Selama periode empat tahun 1976-1980, harga emas telah meningkat lebih dari 750%.

Pada awal 1980-an US Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk membatasi pertumbuhan uang beredar. Kebijakan ini mencapai tujuan dan pada tahun 1982 dan suku bunga menurun dan ketakutan inflasi telah mereda. Investasi modal menanggapi dengan memindahkan dalam aset keuangan dari komoditas termasuk emas, dan pasar melonjak. Setelah tertinggi bersejarah Januari 1980, harga emas kepedalaman dalam $ 300 - kisaran $ 400 sampai memukul rendah dari $ 256 pada bulan Februari 2001. Kemudian bull market emas kembali, dan pada bulan November 2009 telah mendorong harga hingga $ 1140 - naik sebesar 445%. Untuk beberapa investor, hal ini menunjukkan bahwa sejarah mengulangi dirinya sendiri dan harga emas adalah $ 2.000 per ounce. Untuk kembali ke tahun 1980 yang tinggi, ketika disesuaikan dengan inflasi, harga akan perlu lebih dari $ 2.000 sekarang.

Ada lembaga yang melacak dari semua emas di dunia. Gold Fields Mineral Services Ltd (GFMS) merupakan konsultan independen yang berbasis di London dan perusahaan riset, didedikasikan untuk mempelajari emas internasional dan pasar perak. GFMS menerbitkan Gold Survei tahunan, yang menampilkan analisis yang komprehensif dan statistik pada pasokan emas dan permintaan selama lebih dari enam puluh negara. GFMS memperkirakan bahwa di atas tanah saham emas mewakili total volume sekitar 160.000 ton, dimana lebih dari 60% telah ditambang sejak tahun 1950. GFMS memperkirakan bahwa semua emas yang pernah ditambang akan membentuk sebuah kubus berukuran 20 meter (19 meter) di setiap sisi. Pemegang emas terbesar di dunia seperti pemerintah Amerika Serikat, dengan 8,133.5 ton. Pemegang lain termasuk Jerman, Dana Moneter Internasional (IMF), Italia, Prancis, SPDR Emas Saham, Cina, Swiss, Jepang, dan Belanda.

Di pasar global ada kurangnya kepercayaan terus-menerus dalam mata uang berbasis kertas. Melemahnya dolar AS telah memberikan pengaruh yang luas yang mengurangi kepercayaan pada mata uang lainnya. Dan dengan bank sentral dan pembuat kebijakan pemerintah masih terlibat dalam intervensi belum pernah terjadi sebelumnya fiskal dan moneter, ini bisa berlanjut selama lebih lama lagi. Kekuatan emas saat ini mungkin merupakan cerminan bukan suatu penanganan khusus terhadap nilai dolar AS, melainkan ekspresi dari malaise underlying yang sama dengan efek sisa-sisa dari krisis keuangan global

2 komentar:

tentunya berdampak terhada sembako dllnya jika emas naek heheheh hanya estimasi :D

simpanlah emas sebijak mungkin !!!

Posting Komentar