Kamis, 09 Januari 2014

Akankah Inflasi Menghampiri AS di 2014 ?

Akankah Inflasi Menghampiri AS di 2014 ?

 

FINANCEROLL – Tahun 2014, diperkirakan perekonomian Amerika Serikat (AS) akan kembali normal, konsekuensinya adalah kenaikan inflasi. Prediksi tersebut masih bisa salah, namun selama enam tahun terakhir AS dalam krisis keuangan ini telah mengalami banyak perubahan.


Masa pemulihan saat ini dan perbedaan dimasa sebelumnya adalah minat melakukan kredit oleh masyarakat AS. Saat ini masyarakat AS kurang berminat dalam melakukan pinjaman sebagaimana yang sebelumnya getol mereka lakukan. Dampak dari menurunnya minat kredit ini adalah kontraksi dalam jumlah hutang yang dimiliki sektor rumah tangga saat ini. Aliran dana kredit di AS menunjukkan kenaikan pinjaman rumah tangga AS mulai naik untuk pertama kalinya sejak 2008 silam. Dalam teorinya, kenaikan ini bisa saja berasal dari pinjaman yang dilakukan oleh lembaga investasi dan firma-firma sekuritas swasta. Namun demikian, bisa diyakini bahwa kombinasi kenaikan nilai asset, perbaikan lapangan kerja dan kenaikan upah pekerja secara relative telah menambah kepercayaan diri dalam masyarakat AS saat ini untuk menatap masa depannya.

Sewajarnya pertumbuhan ekonomi akan dibarengi dengan kenaikan inflasi, mengutip apa yang dikatakan oleh Milton Friedman bahwa “Inflasi terjadi dimana-mana dan akan selalu menjadi fenomena moneter” namun tidak demikian kenyataannya bisa membuat orang bisa memahami mengapa harga barang dan jasa naik begitu saja. Tidak seorangpun sebenarnya menjelaskan secara tepat apayang disebut sebagai fenomena moneter tersebut. Selama hampir enam tahun, neraca keuangan mengalami pembengkakan lebih dari empat kalilipat. Kedengarannya sangat banyak, namun M2, yang merupakan jumlah nilai tercatat dan akun tabungan hanya meningkat sekitar 50 persen. Lebih luas lagi, nilai uang tidka banyak berubah dari 2008 silam.

Matt Busigin, ekonom AS (@mbusigin) menyatakan bahwa peningkatan indek bursa saham dan lapangan kerja memag lebih mudah menjadi alat memprediksi inflasi dimasa yang akan datang dibandingkan dengan hal lain dalam kebijakan moneter. Investasi domestik AS saat ini memang lemah dalam beberapa tahun ini karena terjadi perkembangan dan pertumbuhan investasi diluar AS. Saat ini, para pebisnis sudah mulai melakukan investasi kembali untuk meningkatkan produksi meskipun jumlah konsumen saat ini juga masih sangat sedikit.

Diwaktu yang sama, kita pahami situasi AS saat ini dimana tingkat pengangguran masih cukup tinggi meski lapangan kerja telah membaik. Terkesan aneh, atau justru sebuah alasan pembelaan belaka dengan sebuah kalimat “jurang pengangguran”, yang dapat ditemukan dalam sajian berbagai kajian termasuk oleh International Monetary Fund (IMF), dan faktanya memang demikian. Setidaknya, sepintas dalam rentang waktu yang lama ini kita dapati tingkat pengangguran secara berkala mengalami penurunan,  namun juga terkadang tidak bisa berlaku kembali. Kondisi demikian ini memang sangat tragis diantara masyarakat AS yang berbakat dan kegagalan kebijakan publik, membuat kita bisa memahami mengenai kondisi lapangan kerja AS saat ini. Pasar tenaga kerja bertendensi untuk mendiskriminasi terhadap para pengangguran. Dengan memperhatikan hal itu, wajar angka penggangguran dalam satu semester terakhir di tahun 2013 ini memang mengalami penurunan pada tingkatan sebagaimana saat ekonomi sedang berkembang.

Jika berbagai perusahaan memiliki niat untuk merekrut  orang yang sudah dipekerjakan, maka mereka akan mendapat persaiangan dari yang lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi tawar-menawar kenaikan gaji. Kabar baiknya adalah mereka yang sudah memiliki pekerjaan tentu akan mendapati kenaikan pendapatan sepanjang tahun atas berubahnya perpindahan kuasa dari modal ke pekerja. Konsekuensinya adalah inflasi harga konsumen mengalami peningkatan dibandingkan dengan margin atau keuntungan perusahaan,kecuali jika The Fed memutuskan untuk memperbaharui kebijakan untuk mempercepat pemulihan.

Memang tidak bisa dikatakan bahwa inflasi AS akan menguat, begitu juga dengan pasar saham. Setidaknya sektor rumah tangga hanya sedikit terpengaruh  pengurangan yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Banyak perusahaan lebih suka merekrut jutaan pekerja baru daripada meningkatkan gaji para pekerja yang sudah ada. Kapasitas global yang melimpah bisa jadi akan membuat harga tertekan hebat dalam jangka waktu lebih panjang daripada yang sebelumnya sudah terjadi dimasa lalu. Harga komoditi juga masih akan tertekan atau bahkan jatuh, dimana hal ini disisi lain akan membawa keuntungan bagi naiknya pendapatan nyata dan sedikit berdampak bagi indek harga resmi. Pun demikian, dalam jangka pendek apabila menyatakan inflasi akan berhenti begitu saja, tentu diluar nalar.

0 komentar:

Posting Komentar