Senin, 27 Juli 2015

Gelombang tinggi, wisatawan dilarang berenang di Pantai Sawarna

Lebak (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak melarang wisatawan berenang di Pantai Sawarna untuk menghindari kecelakaan laut.

"Peringatan ini karena cuaca pesisir Pantai Sawarna kurang bersahabat, selain gelombang tinggi juga tiupan angin kencang," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Minggu.

Ia mengimbau wisatawan tidak berenang di sekitar Pantai Sawarna, karena khawatir tersapu gelombang tinggi setelah dua mahasiswa warga Bogor terseret ombak.

Berdasarkan laporan BMKG Banten prakiraan tinggi gelombang perairan Selatan Lebak berkisar 2,0 meter sampai 2,5 meter dengan rata-rata kecepatan angin 24 kilometer per jam.

Tiupan angin bergerak dari tenggara dengan kisaran tiga sampai 12 knot.

Gelombang bergerak dari arah tenggara dengan jarak pandang empat sampai tujuh kilometer.

Cuaca pesisir Pantai Selatan Lebak yang berhadapan langsung perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai di Banten bagian utara.

Gelombang karakter Pantai Selatan Lebak cukup tinggi juga banyak karang, sehingga berbahaya bagi pengunjung yang berenang di sekitar pantai itu.

BPBD Lebak juga mengimbau pengunjung tidak berenang di sekitar Pantai Binuangeun, Bagedur, Panggarangan, Pulau Manuk, Sukahujan, Cihara, Bayah, dan Ciantir karena berbahaya bagi wisatawan.

"Kami mengingatkan imbauan ini agar ditaati oleh wisatawan guna mencegah kecelakaan laut," ujarnya.

Koordinator Pengamanan Pantai Selatan Lebak Erwin Komara mengatakan, pihaknya melarang wisatawan berenang di sekitar perairan Samudera Hindia karena cuaca memburuk.

Selain gelombang cukup tinggi, juga angin kencang, sehingga bisa berbahaya jika berenang di pesisir pantai.

Apalagi, kata dia, pesisir Pantai Selatan Lebak terdapat batu karang dan berbahaya bagi wisata yang berenang.

"Kami berharap pengunjung wisata pantai tidak bermain atau berenang di sekitar Pantai Sawarna dan pantai lainya," ujarnya.

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015

0 komentar:

Posting Komentar