
Ilustrasi.
Kebangkitan Kedaulatan Maritim Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti menyampaikan pidato memperingati kebangkitan nasional di
Gedung Kementerian Perikanan dan Perikanan Jakarta, Rabu (20/5).
Kegiatan yang diikuti pegawai Kementerian KKP untuk peringatan ke-107
Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) itu mengangkat tema "Bangkitkan
Kedaulatan Maritim Menuju Bangsa Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia".
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
London (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi
Pudjiastuti, melakukan kunjungan ke Polandia guna menindaklanjuti
berbagai kesepakatan termasuk Memorandum of Understanding on Fisheries
Cooperation yang ditandatangani Indonesia dan Polandia pada tahun 2013
silam.
Selama di Polandia, Menteri Susi Pudjiastuti, mengadakan pertemuan
dengan berbagai pejabat tinggi terkait antara lain Deputi Perdana
Menteri / Menteri Ekonomi Polandia, Janusz Piechocinski, serta Secretary
of State Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaaan, Kazimierz
Plocke, di Warsawa, demikian Counsellor KBRI Warsaw, Roos Diana Iskandar
kepada Antara London, Rabu.
Duta Besar RI untuk Polandia, Peter F. Gontha mengatakan Polandia
merupakan negara Uni Eropa dengan sejumlah potensi yang dapat
dimanfaatkan oleh Indonesia termasuk sektor maritim. "Indonesia
memberikan perhatian yang besar dalam kemaritiman untuk menjadikan
Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Dubes Peter F Gontha.
Menteri Susi Pudjiastuti saat bertemu Deputi Perdana Menteri Polandia,
yang merangkap Menteri Ekonomi, Janusz Piechocinski, melakukan
re-organisasi dan fokus pada kebijakan pengamanan kekayaan laut dan
pengelolaan secara maksimal potensi kemaritiman Indonesia.
Dikatakannya salah satu kebijakan prioritas Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI adalah pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated
(IUU) fishing yang merugikan negara sebesar 20 milyar dolar AS/tahun.
Menurut Menteri Susi, IUU identik dengan kejahatan lainnya seperti
penyelundupan bahan bakar, perbudakan di kapal dan penyelundupan
manusia. Keberhasilan Indonesia dalam memerangi IUU memberikan dampak
positif dengan berkurangnya 36 persen subsidi dan konsumsi BBM nasional,
Pemerintah mengalokasikan dua miliar dolar AS untuk pengembangan
kebijakan kemaritiman nasional, ujarnya.
Sementara itu Wakil PM Polandia menyampaikan Pemerintah Polandia
memberikan perhatian khusus kepada kawasan Asia Pasifik. Untuk lebih
meningkatkan hubungan perdagangan, sejak 1 Agustus 2015 telah dibuka
jalur container langsung dari pelabuhan Gdansk ke pelabuhan di kawasan
Asia Pasifik.
"Letak strategis Polandia di jantung Eropa, dengan dukungan
infrastruktur jalan raya dan pelabuhan (Gdansk dan Gdynia) dapat
dimanfaatkan Indonesia sebagai gateway and hub ke kawasan Eropa," ujar
Wakil PM Piechocinski.
Polandia merupakan negara kedua terbesar di Eropa dalam
industri galangan kapal, terbesar keenam di Eropa dalam industri
otomotif dan spare parts dan peringkat keempat dalam industri meubel.
Pengalaman dan kemampuan teknologi yang baik yang dimiliki Polandia
dalam industri galangan kapal dapat dimanfaatkan Indonesia untuk
menjalin kerjasama investasi galangan kapal, joint shipbuilding
programme terutama untuk mother processing vessel dan teknologi cold
storage processing.
Menteri Kelautan dan Perikanan, mengajak Polandia untuk berinvestasi
dan menjalin kerja sama joint venture dengan PT PAL dan sektor swasta
Indonesia. Hal ini disampaikan saat bertemu dengan Secretary of State
Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaaan, Kazimierz Plocke.
Peningkatan kapasitas dan pembangunan sumber daya manusia bidang
kemaritiman menjadi perhatian Indonesia, begitu pula Polandia. Dalam
kaitan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia akan memberikan
100 beasiswa per tahun bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar mengenai
kemaritiman di luar negeri. Polandia memiliki Institut Maritim Gdansk
dan Universitas Maritim Gdynia yang dapat menerima mahasiswa dari
Indonesia.
Menteri Susi menyampaikan, Komunitas Ekonomi ASEAN yang akan mulai
berlangsung pada 1 Januari 2016 merupakan peluang bagi Polandia untuk
meningkatkan kerjasama perdagangan dengan negara ASEAN termasuk
Indonesia
Menteri Susi juga menyempatkan untuk melihat secara langsung dua
perusahaan galangan kapal Nauta Shipyard dan Remontowa Shipyard yang
berada di utara Polandia, Gdansk dan Gdynia, Indonesia mengalokasikan
dana sebesar 650 juta dolar AS untuk investasi galangan kapal,
pembelian/perakitan kapal baru dan cold storage fish processing,"
ujarnya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015