Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan
proses stabilisasi yang dilakukan pemerintah melalui penerbitan paket
kebijakan untuk mengatasi masalah defisit transaksi berjalan, tidak akan
mengorbankan target pertumbuhan.
"Stabilitas itu bukan berarti mengorbankan pertumbuhan, karena
stabilitas yang kita mau tidak mengorbankan pertumbuhan," ujarnya saat
ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu malam.
Bambang menjelaskan upaya pemerintah untuk menjaga stabilisasi
perekonomian sangat penting, karena bisa mendorong investasi di
Indonesia, namun fokus jangka pendek tersebut tidak akan mengabaikan
pencapaian target pertumbuhan.
"Pertumbuhan itu datangnya dari APBN dengan alokasi belanja
infrastruktur mencapai Rp290 triliun, PMN BUMN sebesar Rp70,4 triliun,
ditambah dari investasi langsung (FDI) dan konsumsi rumah tangga dengan
menjaga daya beli masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan stabilisasi ekonomi sangat penting dalam mendukung
pencapaian pertumbuhan yang inklusif berkelanjutan dan memberikan
pondasi fundamental yang kuat, agar perekonomian nasional bisa tumbuh
lebih tinggi sesuai harapan.
Bambang mengatakan keterlambatan dalam melakukan stabilitas dan
reformasi, membuat Indonesia yang pernah mengalami pertumbuhan ekonomi 7
persen pada periode 1990-1997, justru mengalami krisis finansial pada
1998.
"Stabilitas tidak boleh dilupakan sama sekali, sekali kita lupa pada
stabilitas, yang terjadi seperti di 1998. Siapa sangka Indonesia akan
kolaps, padahal ekspor luar biasa terutama manufaktur yang berbasis
padat karya, tetapi kita lupa menjaga stabilisasi khususnya di sektor
keuangan," ujarnya.
Ia optimistis target pertumbuhan masih bisa tercapai, seperti yang
telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 sebesar rata-rata 7 persen dalam
lima tahun dan mencapai 5,7 persen sesuai asumsi dalam APBN-P 2015,
meskipun pemerintah sedang melakukan stabilisasi.
Namun, proses stabilisasi perekonomian ini tidak akan dilepas
mengikuti perkembangan yang ada, karena pemerintah tetap memberikan
pengawasan agar investor tidak terlalu khawatir dengan perkembangan
ekonomi dalam negeri.
"Stabilisasi tidak membiarkan perekonomian jalan begitu saja,
misalkan kredit kita mudahkan, kemudian monetary easing, itu malah bisa
overheating dan itu yang ditakutkan investor," kata Bambang.
Kamis, 26 Maret 2015
Menkeu: stabilisasi ekonomi tak korbankan target pertumbuhan
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar