Selasa, 14 Oktober 2014

Gubernur Sulbar minta isu dirinya menteri tak ditanggapi

equityworld-futures -

"Tidak usah ditanggapi berlebihan, saya minta pejabat pemerintah di Sulbar tetap fokus menjalankan tugas pemerintahan untuk mewujudkan pembangunan yang lebih baik di Provinsi Sulbar," kata Gubernur Sulbar di Mamuju, Selasa.


Ia mengatakan banyak pejabat di Sulbar yang telah menghubungi dirinya karena isu dirinya akan segera menjadi menteri pada masa pemerintahan Jokowi kedepan.

"Ini dapat menggangu maksimalnya pelayanan pemerintahan. Banyak pejabat yang menghubungi saya karena isu akan jadi menteri, pejabat itu mempertanyakan nasib mereka ketika saya jadi menteri, mengharapkan kedudukan. Ini saya anggap tidak wajar dan isu ini tidak usah digubris," katanya.

Ia berharap agar pejabat pemerintah di Sulbar lebih fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat dan jangan berpikiran sesuatu yang belum terjadi, yang terpenting adalah bagaimana membangun Sulbar agar terus mengalami peningkatan dimasa mendatang.

Menurut dia, Sulbar adalah daerah yang terus dikembangkan agar mengalami pertumbuhan ekonomi karena daerah ini sangat potensi karena kaya akan sumber daya alam.

"Urusan menteri itu urusan masa depan, biarlah waktu yang menjawab jangan berpikir macam-macam dulu, fokus pada pelayanan pemerintahan, kalau memang kondisi mendukung pasti kita akan berbuat lebih baik kepada bangsa ini," katanya.

Ia menyampaikan jika dirinya akan tetap memberikan perhatian bagi pembangunan di Sulbar yang merupakan daerah otonom baru berusia 10 tahun setelah mekar dari provinsi Sulawesi Selatan pada 2004 lalu.

"Saya komitmen bagi Sulbar yang sudah saya pimpin selama delapan tahun menjadi Gubernur, dan dua tahun masa jabatan saya yang masih tersisa akan saya manfaatkan untuk membangun Sulbar agar maju dan berkembang," katanya. (MFH/A034)
Mamuju (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh meminta agar isu yang beredar kalau dirinya akan menjadi menteri pada masa pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo tidak usah ditanggapi berlebihan.

Editor: B Kunto Wibisono

0 komentar:

Posting Komentar