Selasa, 28 Juni 2016
Anti Euro Mulai Bermunculan
Tampakanya, hasil referendum Inggris menjadi sinyal bahwa Uni Eropa (EU) berada dalam kondisi bahaya. Lepasnya Inggris dari kebijakan dan kawasan biru memicu suara-suara anti Euro muncul dari kawasan tersebut. Dimana beberapa partai ultranasional di negara Prancis, Belanda, Italia dan Denmark mulai bersuara untuk menggelar referendum serupa.
Marine Le Pen, selaku pemimpin Partai National Front Prancis memuji sikap Inggris dengan keputusan warganya yang akhirnya memilih leave. Menurut dia, UE telah runtuh, banyak retakan di mana-mana, ia menegaskan bahwa Prancis memiliki lebih dari seribu alasan untuk meninggalkan UE jika dibandingkan dengan Inggris. Politikus yang tengah mencalonkan diri sebagai Presiden Prancis, berjanji akan menggelar referendum jika terpilih nanti.
Sementara Geert Wilders, politisi dan Pemimpin Party for Freedom Belanda menegaskan bahwa Belanda harus menggelar referendum secepatnya. "Kami ingin berkuasa atas negara kami, uang kami, perbatasan kami, dan kebijakan imigrasi kami," tegasnya.
Dan hal ini sangat beralasan, dimana berdasar survei yang dilakukan baru-baru ini, hamper 54% warga Belanda ingin referendum. Belanda sendiri bakal menggelar pemilu Maret mendatang. Dan beberapa hasil polling menunjukkan bawa Wilders berada dalam posisi memimpin.
Di Roma-Italia, Pemimpin Partai Northern League, Matteo Salvini dan politikus Partai 5-Star, Movement Luigi, menyerukan agar Italia menggelar referendum. "Terima kasih Inggris, kini giliran kami," ujar Salvini.
Dari Denmark, Thulesen Dahls yang merupakan pemimpin Party Kristian juga menginginkan negaranya mengikuti langkah Inggris. Menurut dia, jika parlemen tidak setuju dengan reformasi pemerintahan dan meninggalkan UE, langkah terbaik adalah bertanya langsung kepada rakyat melalui referendum.
Esok para pejabat Eropa berkumpul di Brussel-Belgia, memulai pembicaraan terkait pemasalan kawasan tersebut. Dimana pertemuan ini akan dilakukan selama dua hari, Selasa (28/06/2016) sampai Rabu (29/06/2016).
Senin, 27 Juni 2016
Rentetan Masalah Berikut Ini Akan Terjadi Setelah Brexit
Setelah melampaui detik-detik mendebarkan, suara rakyat Inggris akhirnya menentukan bahwa negeri itu akan hengkang dari Uni Eropa. Meski awalnya kubu "Remain" memimpin, tetapi pihak "Leave" akhirnya lolos sebagai juara. Di pasar forex, dampaknya sudah langsung terlihat dengan Poundsterling hancur ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade, tak kalah parahnya dari momen Black Wednesday 1992 maupun kebangkrutan Lehman Brothers pada tahun 2008. Pasar finansial pun bersimbah darah. Bukan hanya valas yang hancur lebur, pasar saham dan komoditas pun secepat kilat kehilangan poin.
SNB Intervensi Pasar Pasca Brexit, Franc Swiss Mundur
Franc Swiss mundur dari level tinggi hampir satu tahunnya terhadap Euro di hari Jumat (24/Juni) sore ini setelahBank Sentral Swiss Jumat, 24 Juni 2016
Dunia Terjebak Dalam Dominasi Dolar?
Ulasan Saham 23 Juni: Menguat 4 Hari Berturut-turut, IHSG Rawan Profit Taking
IHSG masih dalam tren naik. Harga di atas MA20 dan MA50, dimana dalam 4 (empat) hari berturut-turut IHSG berhasil menguat dan mencatatkan net buy dalam 2 hari terakhir. Isu Brexit masih membuat investor khawatir dengan fluktuatifnya bursa global dan regional. IHSG
24 Juni 2016 : Hasil Referendum UK, Indeks IFO Jerman, Durable Goods Orders AS
Kamis, 23 Juni 2016
Rabu, 22 Juni 2016
Mesir Batalkan Penyerahan Pulau Kepada Arab Saudi
Minyak Turun dari Satu Minggu Tertinggi Menjelang Pemilihan Brexit
Minyak
turun dari penutupan tertinggi dalam lebih dari seminggu terakhir
karena pasar menunggu data persediaan AS, sementara referendum U.K. pada
keanggotaan Uni Eropa semakin mendekat.
Kontrak berjangka
turun 1,1 % di New York setelah menetap pada level tertinggi sejak 9
Juni lalu pada hari Senin. Persediaan minyak mentah AS kemungkinan
merosot 1,5 juta barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg sebelum
laporan Energy Information Administration yang dirilis hari Rabu. Namun,
stok AS tetap tinggi di lebih dari 100 juta barel di atas rata-rata
lima tahun. Jajak pendapat terpisah menunjukkan prospek untuk kedua sisi
referendum U.K. sebelum pemungutan suara pada hari Kamis.
Draghi Mengatakan ECB Siap Tanggapi Setiap Kekacauan Yang Terjadi Karena Brexit
Mario
Draghi mengatakan Bank Sentral Eropa memiliki rencana untuk
permasalahan di minggu ini yaitu referendum Inggris yang menentukan
keanggotaan mereka di Uni Eropa dimana hal tersebut memicu gejolak yang
mengancam prospek untuk wilayah euro.



























