Jumat, 24 Juni 2016

Dunia Terjebak Dalam Dominasi Dolar?

Dunia Takkan Tahan FED Rate Hike

Dunia, tulis Dolan, tengah mendapatkan contoh pelajaran mengenai masalah-masalah akibat memiliki satu mata uang dominan global dan bahkan pemilik mata uang tersebut yang seharusnya
mendapatkan manfaat, yaitu Amerika Serikat, pun merasakan sisi negatifnya. Volatilitas berbahaya yang terjadi di pasar finansial Dunia dalam 12 bulan terakhir, menurutnya berakar pada ketakutan akan apa yang terjadi bila sebuah dunia yang telah menimbun utang dalam jumlah besar menghadapi tanda-tanda suku bunga akan meningkat.
Meskipun sering dikabarkan bahwa rumah tangga dan bank-bank di Amerika Serikat membayar kembali lebih banyak utang dibanding saat krisis kredit delapan tahun yang lalu, tetapi semua pengurangan diimbangi oleh utang pribadi, korporasi, dan pemerintah yang lebih tinggi dari bagian-bagian lain dunia, termasuk dari Eropa, China, dan negara-negara berkembang. Bahkan Dolan mengklaim jumlah total utang dunia saat ini jauh lebih tinggi ketimbang sebelum krisis 2007-2008.
Ia mengutip sebuah laporan dari Morgan Stanley yang mengungkap bagaimana tumpukan utang yang menggunung akan berubah menjadi beban bagi pertumbuhan dunia dalam waktu lima tahun mendatang. Peran Dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia yang menjadi denominasi sebagian besar utang tersebut pun muncul sebagai komplikasi baru yang meningkatkan risiko instabilitas.
Kenaikan suku bunga pertama AS dalam satu dekade pada Desember lalu yang hanya 0.25% itu saja sudah cukup untuk memicu goncangan di pasar dunia dan membuat pasar modal global mengawali tahun dengan kondisi terburuk sejak Perang Dunia 2. Pemulihan selanjutnya pun hanya bisa terjadi setelah Federal Reserve buru-buru menyatakan bahwa pihaknya menunda kenaikan lebih lanjut.
Pertumbuhan ekonomi AS yang mendekati full employment kemungkinan bisa bertahan dari kenaikan suku bunga maupun penguatan Dolar, tetapi bagian dunia yang lain jelas sekali tidak bisa. Pada gilirannya, apabila Dunia mengalami shock akibat tingginya biaya untuk membayar kembali utang-utangnya dalam Dolar, maka itu akan menjadi bumerang bagi Amerika.

0 komentar:

Posting Komentar