Selasa, 21 Juni 2016

Minyak Perpanjang Rebound dari Satu Bulan Terendah Diiringi Pelemahan Dolar

Minyak naik, memperpanjang rebound dari satu bulan terendahnya pada minggu lalu seiring penguatan ekuitas dan pelemahan dolar terkait spekulasi U.K. yang akan memilih untuk tetap berada di Uni Eropa.

Kontrak berjangka naik 2,9 % di New York. Indeks Spot Dollar Bloomberg jatuh untuk hari keempat dan ekuitas global melonjak karena jajak pendapat menunjukkan kampanye untuk Inggris meninggalkan Uni Eropa memimpin dengan tiga poin persentase. Harga minyak ditutup pada level satu bulan terendah pada hari Kamis karena spekulasi U.K. yang akan meninggalkan Uni Eropa dan bank sentral mengisyaratkan kekhawatiran mereka tentang pertumbuhan global. Minyak berjangka melonjak tajam dalam sebulan terakhir.
Harga minyak mentah telah pulih lebih dari 80 % dari level terendah dalam 12 tahun karena gangguan dari Nigeria ke Kanada dan penurunan output di AS memangkas melimpahnya pasokan global.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, yang berakhir hari Selasa, naik $ 1,39 untuk menetap di level $ 49,37 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan adalah 31 % di bawah 100-hari rata-rata. Kontrak teraktif untuk bulan Agustus menguat US $ 1,40 ke level $ 49,96 per barel.
Brent untuk pengiriman Agustus lebih tinggi $ 1,48 atau 3 %, untuk mengakhiri sesi di level $ 50,65 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global dengan premi 69 sen hingga Agustus dibandingkan minyak mentah WTI.

0 komentar:

Posting Komentar