Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di indeks Bloomberg, menguat 5 poin atau 0,03% ke level Rp14.588 per USD, dibanding penutupan di level Rp14.593 per USD.
Mata uang NKRI pada Senin awal perdagangan ini, dibuka melompat 21 poin atau 0,14% menjadi Rp14.582 per USD, berbanding penutupan pekan kemarin di Rp14.603 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Senin (20/8) berada di level Rp14.578 per USD, terapresiasi 41 poin dari posisi Rp14.619 per USD pada Kamis pekan lewat.
Berototnya rupiah memanfaatkan menurunnya USD karena investor melihat pembicaraan perdagangan AS-China. Dolar AS merosot pada Senin ini, karena permintaan investor untuk mata uang safe haven surut karena ketegangan perdagangan AS dan China mulai mereda, seiring rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin China Xi Jinping pada November.
Indeks USD terhadap enam mata uang utama berubah menjadi 96,126 setelah kehilangan 0,55% pada perdagangan Jumat kemarin. Hasil ini membuat euro naik 0,55% menjadi USD1,1436 dan yuan China membaik menjadi 6,8367 yuan per USD, setelah Rabu pekan lalu berada di 6,9585 yang merupakan level terendah 19 bulan.
Meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, di samping merosotnya lira Turki, telah menyebabkan kerugian besar pada mata uang negara-negara berkembang. Strain ini mendorong indeks USD ke 96,984 pada hari Rabu lalu, tertinggi sejak Juni 2017.
Namun, penguatan USD terhenti menjelang pembicaraan perdagangan tingkat rendah antara pejabat China dan AS di Washington yang dijadwalkan pada Selasa dan Rabu pekan ini. "Perundingan AS-China tidak akan berada di antara pejabat tingkat tinggi dan karena itu tidak mungkin untuk menghasilkan hasil segera. Namun, pasar berharap bahwa pembicaraan membuka jalan untuk negosiasi pada tingkat yang lebih tinggi."
Equity World Futures