Rabu, 28 September 2016

Konflik Libya Dan Nigeria Mereda | Equityworld Futures

Equityworld Futures - Harga minyak mentah berjangka kembali terpuruk tadi malam dan masih lesu hari Jumat pagi ini (16/9) setelah ekspor dari pelabuhan-pelabuhan utama Libya dan Nigeria dikabarkan akan kembali beroperasi. Di sisi lain, meski data persediaan minyak mentah Amerika Serikat dilaporkan mengalami penurunan, tetapi stok hasil pengilangannya meningkat melampaui ekspektasi.



Harga Minyak - ilustrsi

Harga minyak Brent tadi malam sempat menyentuh level rendah $45.68, meskipun kemudian ditutup sedikit lebih tinggi di $46.59. Pagi ini, Brent kembali melorot sekitar 0.5% ke harga $46.35 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka di NYMEX sempat tenggelam hingga $43.32, level harga terendah sejak awal bulan ini, walaupun kini diperdagangkan di kisaran $43.67 per barel.



Militan Tersingkir, Ekspor Berlanjut
Harga minyak masih terus berada di bawah tekanan setelah rilis proyeksi lembaga International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan pasar masih akan dilanda surplus produksi hingga tahun 2017 mendatang. Kabar terbaru bahwa ekspor Libya dan Nigeria yang sempat terhambat akan kembali berlangsung memperparah kerisauan pasar akan limpahan surplus.

National Oil Corporation (NOC), perusahaan BUMN perminyakan Libya, pada hari Kamis mengumumkan akan kembali dijalankannya aktivitas ekspor di beberapa pelabuhan utama yang sebelumnya direbut pemberontak dan inaktif di bawah klausa "force majeure". Sementara di Nigeria, jalur pipa milik ExxonMobil yang sempat dirusak militan bersenjata pun kini siap untuk kembali aktif, dengan kargo pertama dieksepktasikan naik muatan di akhir bulan ini.



Fokus Geser Ke Pengeboran AS
Pada hari Rabu, laporan US Energy Information Administration menyebutkan adanya penurunan persediaan minyak mentah sebanyak 559,000 barel di AS, lebih rendah dibandingkan ekspektasi kenaikan 3.8 juta barel. Akan tetapi, inventori hasil distilasi (termasuk diesel) naik sebanyak 4.169 juta barel, padahal ekspektasi hanya 1.543 juta barel. Lonjakan itu merupakan yang tertinggi sejak bulan Januari, dan menempatkan stok hasil distilasi pada puncak musiman dalam 6 tahun terakhir. Persediaan gasolin pun meningkat 567,000 barel, walau sebelumnya diperkirakan hanya naik 343,000 barel.

Ke depan, fokus pasar akan beralih ke laporan jumlah sumur pengeboran (oil drilling rigs) per 16 Sepyember di Amerika Serikat yang akan diumumkan oleh Baker Hughes petang nanti. Posisi harga minyak WTI di atas $40 per barel telah mengakibatkan terus bertambahnya jumlah rigs aktif dalam beberapa pekan terakhir. Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa rigs bertambah sebanyak 7 buah ke angka total 414 dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 9 September.







PT Equityworld Futures


0 komentar:

Posting Komentar