Kamis, 15 Agustus 2019

PT Equityworld Futures : Tanda Resesi Muncul: Emas Gencar Menguat, Investor Kabur dari Aset Risiko


Equityworld Futures - Hampir sehari setelah melakukan manuver mundur lantaran ketegangan perang dagang yang mulai berkurang, emas bergerak naik dini hari akibat kurva yield terbalik mendorong investor menjauh dari aset risiko dan memasuki logam kuning.
Emas spot, yang mencerminkan perdagangan pada bullion, meningkat $18,51, atau 1,2% pada $1.519,86 per ounce pukul 01.43 WIB ketika yield Treasury 10 Tahun ASjatuh di bawah yield tenor 2 tahun. Itu adalah inversi pertama dari kurva yield sejak tahun 2007 dan meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dunia.
Emas berjangka untuk penyerahan Desember, berdasar data Comex di New York Mercantile Exchange (NYMEX), berakhir naik $13,70, atau 0,9%, pada $1,527.80.
Kontrak emas bulan Desember mencapai tingkat tertinggi enam tahun pada $1.546,10 Selasa lalu sebelum berbalik turun pasca Kantor Perwakilan Dagang AS menunda tarif impor 10% hingga Desember untuk barang-barang seperti laptop, ponsel, konsol video game dan produk buatan Cina lainnya.


Namun pada sesi Rabu, harga emas kembali menguat di tengah kekhawatiran atas potensi resesi global, yang menyebabkan investor bergegas masuk ke logam mulia, yang telah meningkat lebih dari 5% sepanjang bulan Agustus ini.
"Tiga kali terakhir (kurva yield terbalik), resesi AS segera menyusul," 
Yield obligasi 30 Tahun mencapai titik terendah sepanjang masa, sedangkan imbal hasil obligasi 10 Tahun Jerman dan OAT 10 Tahun Prancis menandai rekor terendah baru di wilayah negatif.
Yield yang rendah memberi keuntungan bagi emas karena mengurangi biaya peluang untuk memiliki logam mulia yang tidak menghasilkan imbal hasil. Dengan lebih dari $1 triliun surat utang diperdagangkan secara publik kini bernilai di bawah nol, memiliki emas sekarang menawarkan nominal harga yang cukup besar.
Banyak teori yang menggambarkan mekanisme sebab-akibat antara pembalikan yield dan resesi, tetapi poin utamanya adalah kurangnya kepercayaan terhadap lingkungan tingkat suku bunga yang ada sekarang ini, khususnya bahwa yield tidak akan mampu mempertahankan tingkat saat ini untuk waktu jangka panjang.
Data yang dirilis sebelumnya menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi industri Cina mencapai level terendah dalam 17 tahun, sementara ekonomi Jerman mengalami kontraksi pada kuartal kedua. Analis mengisyaratkan kedua data tersebut sebagai tanda-tanda negatif dari dampak konflik perdagangan, terutama perselisihan antara AS-Cina.
Terlepas dari berita sehari sebelumnya bahwa Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk menunda implementasi tarif atas produk tertentu Cina dari 1 September dimundurkan menjadi 15 Desember, ekonom National Australia Bank(NAB) John Sharma menjelaskan bahwa "sengketa perdagangan masih belum terselesaikan."
Ia menambahkan bahwa risiko kerusuhan sipil yang berlanjut di Hong Kong, tren pertumbuhan global dan setidaknya satu lagi penurunan suku bunga dari Federal Reserve, semua merupakan faktor yang mendukung emas.


0 komentar:

Posting Komentar