Rabu, 12 Oktober 2016
Selasa, 11 Oktober 2016
EquityWorld Futures : Pergerakan Rupiah Selasa 11/10/2016 Bank Indonesia Melemahkan Kembali Kurs Referensi Rupiah
Masuki perdagangan valas hri ke-2 minggu ini (11/10) Bank Indonesia melemahkan tengah kurs referensi rp sesudah menyaksikan pergerakan Rupiah di pasar spot mulai sejak sesi Asia di buka lemah terus bergerak negatif. kegairahan dolar AS yg rebound kuat perdagangan diawal mulanya mempertaruhkan tekanan guna rival-rival minor termasuk juga rupiah.
Besarnya tenaga dolar AS menekan Rupiah menciptakan investor sinting laksanakan profit taking saham-saham gede yg dikoleksi untuk perdagangan berasal pekabn pass akbar, maka tercetak di bursa saham net sell abnormal menggapai Rp62 miliarlebih. tindakan menjual investor istimewa termasuk berupaya menekan IHSG yg di buka kuat dgn pergerakan positi.
baca : Equityworld Futures : Rupiah Masih Melanjutkan Penguatan Hari Ini
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot pagi ini bergerak negatif dgn posisi pelemahan 0,15% bersumber perdagangan diawal mulanya lagi sekarang bergerak kepada kisaran Rp12996/US$ sesudah di buka kuat buat lapisan Rp12985/US$. begitu terhadap kurs Jisdor ditetapkan BI ke posisi lebih lemah di 12992 bersumber perdagangan diawal mulanya di 12969 .
Dan terhadap pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hri ini berpotensi lemah buat akhir perdagangan oleh kuatnya pergerakan dolar AS tertulis, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah bergerak di kasta support di 13030 tambah resistance di 12958.
Senin, 10 Oktober 2016
BI yakin pemilu AS tidak timbulkan gejolak di pasar uang | Equityworld Futures
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara memperkirakan pemilihan presiden di Amerika Serikat 8 November mendatang tidak akan menimbulkan volatilitas berlebihan ke pasar keuangan, termasuk terhadap nilai tukar rupiah.
Jumat, 07 Oktober 2016
Twitter tak lagi hitung kutipan tweet | Equityworld Futures
Kamis, 06 Oktober 2016
Produk Bandung hadir di Malaysia | Equityworld Futures
Equityworld Futures - Toko yang menjual produk-produk asal Bandung, Provinsi Jawa Barat, telah hadir di Petaling Jaya, Malaysia.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan pembukaan outlet pertama Little Bandung Store (LBS) di Paradigm Mall, Petaling Jaya, Selasa, disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Malaysia Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno dan Major Petaling Jaya Tuan Mohd Azizi bin Mohd Zain.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan pembukaan outlet pertama Little Bandung Store (LBS) di Paradigm Mall, Petaling Jaya, Selasa, disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Malaysia Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno dan Major Petaling Jaya Tuan Mohd Azizi bin Mohd Zain.
Rabu, 05 Oktober 2016
Harga minyak menguat setelah Iran minta dukungan non-OPEC | Equityworld Futures
Equityworld Futures - Harga minyak dunia membalikkan kerugian awal menjadi berakhir lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah pemimpin Iran meminta produsen lainnya untuk bergabung dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam mendukung pasar minyak mentah.
Selasa, 04 Oktober 2016
Indeks Wall Street naik di hari terakhir | Equityworld Futures
Senin, 03 Oktober 2016
PLN: konsumsi listrik tumbuh 7,85 persen | Equityworld Futures
Jumat, 30 September 2016
Era harga minyak mahal mulai | Equityworld Futures
Equityworld Futures - OPEC pada Rabu waktu setempat menyepakati pengurangan produksi minyak untuk pertama kalinya sejak 2008 ketika Arab Saudi melunakkan sikapnya terhadap seterunya Iran di tengah semakin meningkatnya tekanan akibat rendahnya harga minyak.
Kamis, 29 September 2016
Hasil Rapat Kebijakan The Fed | Equityworld Futures
Equityworld Futures - Harga emas di sesi Asia pada hari Kamis (22/09) mengalami peningkatan seiring dengan keputusan the Fed yang sudah terprediksi sebelumnya yaitu tidak mengubah tingkat suku bunga AS. Meskipun demikian, outlook untuk kenaikan tingkat suku bunga tahun ini oleh FOMC masih terbuka. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,333 dolar AS.
Rabu, 28 September 2016
Konflik Libya Dan Nigeria Mereda | Equityworld Futures
Equityworld Futures - Harga minyak mentah berjangka kembali terpuruk tadi malam dan masih lesu hari Jumat pagi ini (16/9) setelah ekspor dari pelabuhan-pelabuhan utama Libya dan Nigeria dikabarkan akan kembali beroperasi. Di sisi lain, meski data persediaan minyak mentah Amerika Serikat dilaporkan mengalami penurunan, tetapi stok hasil pengilangannya meningkat melampaui ekspektasi.
Selasa, 27 September 2016
Jelang Rapat Kebijakan FOMC | Equityworld Futures
Senin, 26 September 2016
Harga Minyak Memelas | Equityworld Futures
Equityworld Futures - Harga minyak mentah kembali terpuruk pada perdagangan berjangka tadi malam setelah International Energy Agency menyatakan bahwa pasar masih akan dilanda surplus produksi hingga tahun depan. Namun demikian, pada sesi Asia hari Rabu pagi ini (14/9) pelaku pasar menantikan rilis data inventori minyak AS oleh US Energy Information Administration.
ilustrasi
Jumat, 23 September 2016
Investor Tunggu Rapat The Fed | Equityworld Futures
Equityworld Futures - Harga emas diperdagangkan naik tipis di sesi Asia pada hari Jumat ini (16/09) bersamaan dengan sebagian besar pelaku pasar mengambil posisi ditengah-tengah jelang pertemuan dua hari the Fed pekan depan. Diperkirakan bank sentral AS ini tetap mempertahankan tingkat suku bunganya. Saat berita ini ditulis, pair XAU/USD berada di kisaran level harga 1,314 dolar AS.
Kamis, 22 September 2016
Stok Inventori AS Anjlok | Equityworld Futures
Stok Inventori AS Anjlok | Equityworld Futures - Setelah kemarin berusaha rebound, harga minyak tadi malam berhasil meroket setelah persediaan minyak AS dilaporkan mengalami penurunan berkali lipat lebih banyak dibanding perkiraan sebelumnya. Hari Jumat ini (9/9) harga terpantau agak melandai, tetapi belum ada tekanan signifikan. Di saat yang sama, negara-negara produsen minyak masih terus melakukan lobi-lobi menjelang beberapa pertemuan yang dijadwalkan akan diselenggarakan antara September hingga November.
ilustrasi
Saat berita ini diturunkan, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan November terpantau menurun ke $49.53 setelah Kamis malam tadi melonjak lebih dari $2 atau 4.2% ke harga penutupan $49.99. Di sisi lain, minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Oktober mundur ke $47.20 setelah tadi malam melompat lebih tinggi dibanding Brent.
Gagal Bongkar Muat
Kenaikan drastis harga minyak di sesi perdagangan Amerika tersebut didorong oleh data persediaan minyak mentah AS yang mengalami penurunan pekanan terbesar sejak Januari 1999. Laporan mingguan US Energy Information Administration menyebutkan adanya penurunan sebesar 14.51 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 2 September, meski sebelumnya pelaku pasar memperkirakan akan ada peningkatan sebanyak 225,000 barel.
Angka-angka yang dirilis EIA tersebut selaras dengan laporan sebelumnya yang dipublikasikan lembaga swasta American Petroleum Institute di mana penurunan inventori juga melampaui ekspektasi. Namun demikian, EIA mengklaim total inventori minyak mentah AS saat ini yang berada pada 511.4 juta barel masih termasuk "tinggi secara historis untuk periode musim seperti sekarang."
Penurunan inventori pun disinyalir disebabkan oleh jatuhnya impor masuk ke Gulf Coast ke angka 2.5 juta bph, terendah sejak pengumpulan data dimulai tahun 1990, karena kapal-kapal tertunda bongkar muat di Texas dan Louisiana akibat Badai Tropis Hermine.
Saudi Dan Aljazair Berjumpa Di Paris
Sementara itu, para trader minyak masih terus menimbang prospek pembekuan produksi di kalangan negara-negara produsen terbesar setelah Menteri Energi Saudi dan Menteri Perminyakan Aljazair dilaporkan bakal bertemu muka hari Jumat ini di Paris, Perancis.
Sebuah sumber orang dalam dari OPEC mengatakan pada Reuters bahwa pertemuan itu merupakan bagian dari lobi-lobi untuk mendesak agar sebuah kesepakatan terkait pengendalian output tercapai. "Ada gerakan kuat menuju kesepakatan antara (negara-negara) OPEC dan non-OPEC untuk setidaknya membekukan produksi," katanya, "Nampaknya kita sedang bergerak menuju arah ini. Namun, jika kita akan membekukan (produksi), kita harus menggunakan sumber sekunder guna mengukur level produksi. Kita tak bisa mengizinkan setiap negara untuk menggunakan metode yang berbeda-beda. Iran harus setuju untuk bersama-sama dengan (negara) produsen lainnya dan menggunakan sumber-sumber (pengukuran) sekunder."
Sebelumnya, sebuah upaya untuk membekukan produksi pada bulan April lalu gagal setelah Iran menolak untuk ikut ambil bagian dalam kesepakatan tersebut, sedangkan Arab Saudi enggan menjalankan program apabila tak semua anggota OPEC melaksanakannya. Baru-baru ini otoritas Iran menyatakan bersedia mendukung kebijakan stabilisasi pasar, tetapi belum mengindikasikan langkah konkrit apa yang akan diambil. Teheran masih keukeuh ingin menggenjot produksi hingga setidaknya mencapai 4 juta barel per hari.
PT Equityworld Futures
ilustrasi
Saat berita ini diturunkan, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan November terpantau menurun ke $49.53 setelah Kamis malam tadi melonjak lebih dari $2 atau 4.2% ke harga penutupan $49.99. Di sisi lain, minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Oktober mundur ke $47.20 setelah tadi malam melompat lebih tinggi dibanding Brent.
Gagal Bongkar Muat
Kenaikan drastis harga minyak di sesi perdagangan Amerika tersebut didorong oleh data persediaan minyak mentah AS yang mengalami penurunan pekanan terbesar sejak Januari 1999. Laporan mingguan US Energy Information Administration menyebutkan adanya penurunan sebesar 14.51 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 2 September, meski sebelumnya pelaku pasar memperkirakan akan ada peningkatan sebanyak 225,000 barel.
Angka-angka yang dirilis EIA tersebut selaras dengan laporan sebelumnya yang dipublikasikan lembaga swasta American Petroleum Institute di mana penurunan inventori juga melampaui ekspektasi. Namun demikian, EIA mengklaim total inventori minyak mentah AS saat ini yang berada pada 511.4 juta barel masih termasuk "tinggi secara historis untuk periode musim seperti sekarang."
Penurunan inventori pun disinyalir disebabkan oleh jatuhnya impor masuk ke Gulf Coast ke angka 2.5 juta bph, terendah sejak pengumpulan data dimulai tahun 1990, karena kapal-kapal tertunda bongkar muat di Texas dan Louisiana akibat Badai Tropis Hermine.
Saudi Dan Aljazair Berjumpa Di Paris
Sementara itu, para trader minyak masih terus menimbang prospek pembekuan produksi di kalangan negara-negara produsen terbesar setelah Menteri Energi Saudi dan Menteri Perminyakan Aljazair dilaporkan bakal bertemu muka hari Jumat ini di Paris, Perancis.
Sebuah sumber orang dalam dari OPEC mengatakan pada Reuters bahwa pertemuan itu merupakan bagian dari lobi-lobi untuk mendesak agar sebuah kesepakatan terkait pengendalian output tercapai. "Ada gerakan kuat menuju kesepakatan antara (negara-negara) OPEC dan non-OPEC untuk setidaknya membekukan produksi," katanya, "Nampaknya kita sedang bergerak menuju arah ini. Namun, jika kita akan membekukan (produksi), kita harus menggunakan sumber sekunder guna mengukur level produksi. Kita tak bisa mengizinkan setiap negara untuk menggunakan metode yang berbeda-beda. Iran harus setuju untuk bersama-sama dengan (negara) produsen lainnya dan menggunakan sumber-sumber (pengukuran) sekunder."
Sebelumnya, sebuah upaya untuk membekukan produksi pada bulan April lalu gagal setelah Iran menolak untuk ikut ambil bagian dalam kesepakatan tersebut, sedangkan Arab Saudi enggan menjalankan program apabila tak semua anggota OPEC melaksanakannya. Baru-baru ini otoritas Iran menyatakan bersedia mendukung kebijakan stabilisasi pasar, tetapi belum mengindikasikan langkah konkrit apa yang akan diambil. Teheran masih keukeuh ingin menggenjot produksi hingga setidaknya mencapai 4 juta barel per hari.
PT Equityworld Futures