Equityworld Futures - Harga emas turun di Asia. Penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil Treasury AS memengaruhi permintaan untuk logam kuning yang dihargai dalam mata uang AS, yang akan mengantongi kerugian bulanan kedua berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Maret 2021.
Harga emas berjangka turun tipis 0,17% menjadi $1,854,20/oz pukul 10.13 WIB dan turun sekitar 2,6% dalam sebulan hingga saat ini, angka terbesar sejak September 2021. Dolar AS, yang biasanya bergerak berbanding terbalik dengan emas, naik pada Selasa pagi.
Imbal hasil acuan Treasury 10 tahun naik. Tapi, pasar obligasi di AS ditutup libur selama sesi sebelumnya.
Federal Reserve AS harusnya bersiap untuk menaikkan suku bunga 50 bps pada setiap pertemuan mulai sekarang sampai inflasi terkendali, Gubernur Fed Christopher Waller menyatakan pada Senin (30/05). Rekan Waller, Presiden Fed New York John Williams dan Presiden Fed St. Louis James Bullard, akan berbicara di acara terpisah Rabu. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester akan membahas prospek ekonomi sehari kemudian.
The Fed akan mulai menyusutkan neraca $8,9 triliun dan menerbitkan Beige Book pada hari Rabu. Presiden AS Joe Biden juga akan bertemu Ketua Fed Jerome Powell kemudian.
Terkait datal, laporan pekerjaan AS, termasuk ketenagakerjaan nonpertanian, akan terbit pada hari Jumat. Investor juga mencerna data China yang dirilis sebelumnya menunjukkan manufacturing purchasing manager' index (PMI) Mei 2022 sebesar 49,6, sedangkan PMI non-manufaktur tercatat 47,8.
Dalam logam mulia lainnya, perak turun 0,7% dan telah jatuh sekitar 4,1% dalam sebulan hingga saat ini. Platinum turun 0,8% tetapi masih bersiap untuk kenaikan bulanan pertama dalam tiga bulan sekitar 2,1%. Palladium turun 0,2% menjadi $2.029,61 dan telah turun sekitar 12,6% bulan ini, terbesar sejak November 2021.