Selasa, 23 Februari 2016

Gencatan senjata Suriah mulai berlaku Sabtu pekan ini

Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Rusia mengumumkan, Senin, bahwa tonggak "penghentian permusuhan" di Suriah akan mulai diberlakukan Sabtu pekan ini (27/2).

Dalam pernyataan bersama, kedua negara itu mengatakan gencatan senjata sebagian akan mulai berlaku pada tengah malam waktu Damaskus dan akan diterapkan pada pihak-pihak yang terkait konflik dan telah mengikuti kesepakatan.

Namun, ketentuan itu tidak diberlakukan terhadap kelompok ISIS dan Front Al-Nusra yang merupakan jaringan Alqaeda.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang telah bekerja sama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam mengupayakan gencatan senjata, menyambut baik kesepakatan itu.

"Jika diterapkan dan dipatuhi, gencatan ini tidak hanya akan mengarah pada penurunan kekerasan tapi juga memperluas pengiriman pasokan kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang terkepung serta membantu peralihan politik menuju pemerintahan yang tanggap terhadap keinginan rakyat Suriah," kata Kerry.

Jika dilaksanakan Sabtu, penghentian permusuhan di Suriah itu tercipta setelah lima tahun perang saudara berdarah yang telah menewaskan lebih dari 260.000 orang dan memaksa setengah jumlah penduduk negara itu mengungsi, termasuk empat juta di antaranya ke luar negeri.

Pihak-pihak yang ingin diikutsertakan dalam kesepakatan gencatan senjata masih memiliki waktu hingga Jumat siang waktu setempat untuk memberi tahu Rusia atau AS bahwa mereka berkeinginan melaksanakan gencatan.

Sebagai imbalannya, kelompok-kelompok yang mau menghormati kesepakatan itu akan mendapatkan perlindungan dari pesawat-pesawat pasukan Rusia dan koalisi pimpinan AS.

Dua negara adidaya itu sedang melancarkan perang melalui udara secara terpisah di Suriah. Rusia menggempur target-target pemberontak sementara koalisi memusatkan serangan ke kelompok ISIS.

(T008)



Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016

0 komentar:

Posting Komentar