Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi
mewacanakan akan mendatangkan Jose Mourinho untuk melatih tim nasional
sepak bola Indonesia.
"Wacana ini sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua
Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, walau memang bukan
perkara mudah," kata Imam Nahrawi di gedung Kemenpora di Jakarta,
Senin.
Ia juga mengatakan bahwa selain The Special One, sebutan untuk Jose
Mourinho, Imam Nahrawi juga berniat memiliki pilihan kedua yaitu Guus
Hiddink guna melatih timnas.
Pertimbangan tersebut dikarenakan mantan pelatih Porto, Mourinho,
belum berpengalaman melatih timnas, sedangkan Pelatih Chelsea saat ini,
Guus Hiddink dinilai lebih berpengalaman dalam menangani timnas.
"Selain itu, nilai kontrak Mourinho diperkirakan Rp250 miliar untuk
satu tahunnya, sedangkan Hiddink masih ada di bawahnya," kata Imam.
Kemudian ia juga menyebutkan alasan wacana tersebut dikarenakan
ingin mendongrak prestasi timnas di level internasional. Dan,
mengontrak pelatih asing berkelas dunia juga bukan perkara mudah.
"Ketika timnas dilatih orang asing berkualitas maka asisten
pelatihnya haruslah dari Indonesia, untuk pengalaman," tuturnya.
Sementara itu, terkait prestasi sepak bola Nasional saat ini,
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengingatkan kepada semua pihak
agar bersabar terkait keputusan pencabutan pembekuan di PSSI.
"Kami ingin melihat kesungguhan semua pihak dalam kasus pencabutan
PSSI ini, karena juga harus berhati-hati dalam memenuhi persyaratan,"
kata Imam.
Menteri Imam Nahrawi juga menjelaskan bahwa pencabutan pembekuan ini
memang menjadi salah satu syarat dari FIFA. Dan sebisa mungkin
pencabutan pembekuan dilaksanakan sebelum kongres FIFA yang
diselenggarakan di Meksiko pada 12 Mei 2016, hal itu atas permintaan
FIFA sendiri.
"Ada beberapa hal yang diminta FIFA melalui surat yang dikirimkan ke
Mensesneg beberapa waktu lalu, dan kami ingin semuanya sesuai dengan
kehendak FIFA," katanya.
Selasa, 10 Mei 2016
Menpora berwacana datangkan Mourinho latih timnas
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar