Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mendorong Nahdlatul Ulama turut
berpartisipasi sebagai juru damai atas berbagai konflik yang terjadi di
sejumlah negara di kawasan Timur Tengah.
"Selama ini, yang menjadi juru damai konflik Israel dan Palestina
hanya Amerika Serikat. Saya lihat, Indonesia bisa menjadi pendamai
konflik internasional. Kita harus mengambil peran strategis ini.
Dukungan para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama sangat penting untuk agenda
itu," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Menkopolhukham) Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Senin.
Berbicara dalam forum "International Summit of the Islamic Moderate
Leaders" (ISOMIL), dia mengamati konflik di Timteng terjadi karena
kegagalan semua pihak dalam mempertemukan agama dan negara.
"Pada titik inilah, Nahdlatul Ulama harus bisa menjadi penengah
untuk mencari solusi perdamaian di dunia, khususnya Timteng," kata
Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada era pemerintahan Abdurrahman
Wahid itu.
ISOMIL diselenggarakan atas prakarsa PBNU untuk mencari solusi
bersama atas konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Luhut yang hadir bersama Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)
Sutiyoso dalam pertemuan yang dihadiri para ulama, pemimpin politik, dan
akademisi dari 40 negarra itu menyampaikan strategi pemerintah
Indonesia untuk menghadapi radikalisme dan kekerasan di dalam negeri.
Sebelumnya Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, menyatakan bahwa
organisasinya diminta pemerintah untuk mengekspor konsep Islam Nusantara
yang mengedepankan perdamaian, kesantunan, dan menghargai kebudayaan.
"Para kiai telah memberi teladan berupa titik temu antara konsep
Islam dan kebangsaan, antara agama dan negara. Hadratus Syaikh Hasyim
Asyari (pendiri NU) telah menegaskan pentingnya menjaga titik temu agama
dan negara. Sudah saatnya kita mengeskspor gagasan Islam Nusantara ke
level internasional," ujarnya.
Selasa, 10 Mei 2016
Pemerintah dorong NU jadi juru damai di Timteng
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar