Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan mengakui
dirinya selalu memikirkan Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya) untuk
dijagokan ke DKI-1 atau menjadi orang nomer 1 di DKI Jakarta atau
Gubernur DKI Jakarta.
"Di Jakarta, saya membicarakan Bu Risma sampai batuk, jadi
teman-teman selalu menebak kalau saya batuk, tentu sehabis membicarakan
Bu Risma," katanya di Surabaya, Kamis.
Setelah berbicara dalam Dialog Empat Pilar Kebangsaan di Aula
Garuda Mukti, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Ketua MPR RI itu
memuji Surabaya di tangan Risma seperti kota di luar negeri.
"Kami akan menjaring tiga nama untuk DKI-1, termasuk Bu Risma. Nama
lainnya adalah Suyoto (kader PAN yang juga Bupati Bojonegoro) dan
Yusril Ihza Mahendra (mantan MenkumHAM)," katanya.
Sebulan ke depan, hasil penjaringan terhadap ketiga nama itu akan
diumumkan. "Yang jelas, PAN mencari sosok pemimpin yang mampu
menjalankan Pancasila sebagai landasan kepemimpinan," ujarnya.
Menurut dia, UUD 1945 itu memungkinkan siapapun bisa menjadi
pemimpin dimanapun. "Presiden Jokowi adalah buktinya, dia lahir di
Surakarta, pengusaha mebel, lalu menjadi Wali Kota Solo dan akhirnya
Gubernur DKI Jakarta. Sekarang malah menjadi Presiden," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat
menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan itu menegaskan bahwa
pentingnya keteladanan dan pendekatan kemanusiaan dalam kepemimpinan.
"Saya menemukan orang tua kena stroke, dibuang di depan Puskesmas,
kita rawat di Lingkungan Pondok Sosial Keputih, namun setelah sembuh
justru menolak dipulangkan, karena memang sudah tidak dikehendaki
keluarganya," katanya.
Risma mengatakan 97 persen orang dengan masalah sosial yang dirawat
di Keputih bukan penduduk Surabaya. "Saya nggak mungkin menolak.
Jumlahnya tidak sedikit, 3.000-an orang. Kalau ditolak justru akan
banyak gelandangan di sini," katanya.
Lain halnya ketika menghadapi suporter "bonek" yang bermusuhan
dengan suporter lain. "Saya sampai lari-lari karena dua kali kena
tembakan gas air mata dari polisi. Meski saya berteriak kalau saya wali
kota, tetap saja ada tembakan, maka saya lari," katanya.
Namun, dirinya akhirnya mengerahkan beberapa kendaraan untuk
memulangkan para suporter itu agar tidak bentrok di jalanan. "Saya
sempat menegur mereka, kenapa memusuhi bangsa sendiri," katanya.
Ia mengakui hal itu menjadi "PR" (pekerjaan rumah) bagi siapapun
yang memimpin Surabaya. "Tapi, saya kira akan selalu dibutuhkan
keteladanan dari pemimpin dan pendekatan manusiawi untuk mereka,"
katanya.
Dalam dialog itu, Risma sempat mengajak dua orang "anak asuh" yakni
Noviana dan Febrian. "Noviana itu anak tukang becak, lalu saya motivasi
bahwa dia punya potensi, terbukti dia sekarang memiliki dua medali
emas. Sekarang dia masuk FH, dia baru masuk tahun lalu (2015). Artinya,
potensi itu ada dan perlu motivasi," katanya.
Jumat, 13 Mei 2016
Zulkifli Hasan pikirkan Risma ke DKI-1
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar