Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog akan diberi peran lebih besar untuk
bisa menopang kebijakan pangan yang dilakukan pemerintah sehingga dapat
memotong jaringan distribusi dan pembelian yang terlalu panjang.
"Pemerintah memberi wewenang lebih besar kepada Bulog untuk memotong
jaringan agar lebih efektif dan pendek," kata Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam diskusi awal tahun dengan
Forum Pemred, di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, Bulog selama ini memang telah berperan dalam membeli
beras tapi lebih banyak dalam bentuk gabah kering giling (GKG) dari
pedagang, dibanding dari petani dalam bentuk gabah kering panen (GKP).
Akibat dari pembelian beras dari pedagang tersebut maka Bulog menjadi lebih mahal saat membeli beras.
"Mata rantai yang terlalu panjang itu menyebabkan tak efisien dan
pemerintah akan memotongnya dengan cara memberi peran lebih besar kepada
Bulog," kata Darmin.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu secara terpisah, mengatakan
pihaknya siap ditugaskan menjadi stabilisator harga 11 komoditas pangan
strategis, yakni beras, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam,
gula, telur, cabai, bawang, terigu dan minyak goreng pada 2016.
Dikatakan, rancangan penugasan BUMN pangan tersebut untuk menjaga
11 komoditas pangan strategis itu sudah dalam tahap pembahasan.
"Sudah ada rancangannya di meja Presiden, tinggal ditandatangani beliau," katanya.
Menurut dia, terkait dengan penugasan tersebut, nantinya pihaknya
akan bekerja sama dengan mitra kerja pengadaan seperti yang sudah
berjalan selama ini terhadap komoditas beras dan gabah, terutama yang
memiliki infrastruktur.
"Kemitraan dimulai dengan mengoptimalkan keberadaan mitra kerja
Bulog yang terdiri dari petani. Para mitra biasanya tidak hanya menanam
padi di lahannya," katanya.
Dari segi infrastruktur, menurut Wahyu, saat ini Bulog memiliki
1.500 unit gudang penyimpanan tersebar se-Indonesia dan telah memenuhi
standar minimal menjaga ketahanan pangan di luar beras.
Bulog telah menyiapkan proyeksi penguatan infrastruktur secara
mandiri di 2016, di antaranya membangun infrastruktur pascapanen seperti
"drying center", infrastruktur proses perawatan juga infrastruktur
gudang termasuk infrastruktur produksi.
Jumat, 08 Januari 2016
Bulog diberi peran lebih besar
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar