Surabaya (ANTARA News) - Industri reksadana saham diprediksi akan tumbuh
sebanyak 13 persen atau setara dengan Rp275 triliun, terlihat dari
pertumbuhan pergerakan industri reksadana pada 2008-2014 tumbuh antara
15 persen hingga 20 persen.
"Pada 2015 turun karena kondisi pasar yang tidak stabil, namun pada
tahun ini diprediksi akan tumbuh menjadi 13 persen," kata Executive
Director, Head Wealth Management for Standard Chartered Bank Indonesia,
Bambang Simon Simarno di Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan di akhir 2015, pasar Indonesia dinilai kurang bagus
karena melemahnya mata uang dan berbagai permasalahan global lainnya,
seperti dana Moneter Internasional (IMF), The Fed, dan lainnya.
"Setelah adanya pasar yang kurang stabil pada tahun lalu, investor
mulai mengerti akan hadirnya reksadana, namun hanya sebatas reksadana
saham, padahal kami menawarkan reksadana yang beragam, seperti reksadana
pendapatan tetap dan money market," tuturnya.
Meskipun penetrasi penduduk Indonesia tentang reksadana hanya 0,1
persen, ia optimis jika minat masyarakat berinvestasi akan terus tumbuh
terlebih perekonomian di Indonesia terus membaik.
"Pemilik dari reksadana di Indonesia kurang dari 500 ribu investor,
padahal jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang mencapai 200
juta penduduk, maka penetrasinya sangat rendah, namun dewasa ini para
investor mulai mengerti tentang reksadana," ujarnya.
Menurut dia, dengan didukung kebijakan bank sentral dunia yang akan
mendukung pertumbuhan di pasar saham maupun obligasi, maka kondisi
pasar juga akan lebih membaik jika dibandingkan dengan tahun 2015.
"Ada banyak faktor yang bisa mendorong gairah investasi orang-orang
kaya di Indonesia khususnya nasabah priority banking melalui wealth
management. Ini ditopang oleh inflasi yang cukup rendah tahun ini,
setelah penurunan harga BBM di awal tahun," jelasnya.
Selain produk reksadana, lanjutnya pihaknya juga menawarkan produk
asuransi Versalink Maxima Account. Produk asuransi jiwa dari Prudential
Life Assurance itu mengaitkan asuransi perlindungan jiwa sekaligus
potensi mendapatkan hasil investasi sesuai profil resiko nasabah.
Jumat, 29 Januari 2016
Industri reksadana saham diprediksi tumbuh 13 persen
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar