Bekasi, Cikarang (ANTARA News) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat, melakukan pemetaan terhadap sejumlah wilayah yang
berpotensi menjadi penyebaran paham radikalisme.
"Kami mendeteksi ada tiga kecamatan yang sempat menjadi tempat
penyebaran paham radikalisme," kata Kepala Kementrian Agama Kabupaten
Bekasi, Shobirin, di Cikarang, Senin.
Ketiga kecamatan itu di antaranya Kecamatan Cibitung, Kecamatan Tarumajaya dan Kecamatan Kedungwaringin.
Upaya pemetaan kawasan itu berdasarkan laporan yang dihimpun
pihaknya dari Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat
setempat.
Dikatakan Shobirin, Kecamatan Cibutung berpotensi menjadi lokasi
penyebaran ajaran sesat karena pernah beredar aliran Annubuah yang
pengikutnya mempercayai kehadiran nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
"Aliran itu mirip sekali dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) karena mengaku sebagai pengikut Imam Mahdi," katanya.
Sementara di Kecamatan Tarumajaya, kata dia, dilaporkan ada seorang
pemuda yang sempat mengaku sebagai nabi dan memberikan ajaran sesat
kepada pengikutnya.
"Namun saat ini orang tersebut sudah disadarkan dan dalam proses pembinaan," katanya.
Kondisi serupa juga pernah terjadi di Kecamatan Kedungwaringin yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Karawang.
"Dengan adanya aliran sesat itu, Kabupaten Bekasi saat ini masuk dalam kriteria berpotensi," katanya.
Pihaknya mengaku terus menjalin koordinasi dengan pihak terkait,
termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk mengantisipasi
paham sesat tersebut.
"Kita juga terus melakukan penyuluhan dan masuk ke majelis taklim
dan juga lembaga keagamaan untuk sosialisasi bahaya paham radikalisme,"
katanya.
Wilayah Kabupaten Bekasi, kata Shobirin, berpotensi menjadi
penyebaran paham sesat mengingat banyak pendatang yang beradu nasib
untuk mencari pekerjaan di kawasan industri.
"Partisipasi masyarakat dalam pencegahan aliran sesat ini begitu
penting sehingga ke depan perlu ditingkatkan lagi," ujarnya.
Selasa, 19 Januari 2016
Kemenag Bekasi petakan kawasan berpotensi paham radikalisme
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar