London/Panama (ANTARA News) - Berbagai pemerintah di seluruh dunia
serentak menginvestigasi kemungkinan pelanggaran keuangan oleh
orang-orang kaya dan berkuasa di seluruh dunia, Senin, setelah muncul
bocoran dokumen selama empat dekade dari sebuah firma hukum Panama yang
mengkhususkan diri menangani perusahaan-perusahaan asing.
Skandal
yang dinamai "Panama Papers" itu membeberkan persekongkolan keuangan
antara para politisi dan tokoh-tokoh global termasuk kroni Presiden
Rusia Vladimir Putin, para sahabat perdana menteri Inggris, Islandia,
Pakistan dan Presiden Ukraina.
Mengingat menaruh uang di
perusahaan-perusahaan asing sebagai tindakan ilegal, para wartawan yang
menerima bocoran dokumen itu mengatakan bahwa mereka memiliki bukti
penggelapan pajak, pencucian uang, pengabaian sanksi, transaksi narkoba
atau kejahatan-kejahatan lainnya.
Firma hukum bernama Mossack
Fonseca yang kabarnya menangani lebih dari 240 ribu perusahaan asing
untuk para klien di seluruh dunia itu membantah melanggar hukum dan
menyebut dirinya korban kampanye antiprivasi.
Kremlin menyebut
dokumen-dokumen bocor itu tidak memuat hal baru dan nyata, sedangkan
juru bicara Perdana Menteri David Cameron menyebut laporan kaitan
mendiang ayah sang perdana menteri dengan sebuah perusahaan di luar
negeri sebagai masalah pribadi.
Namun Prancis, Jerman, Australia,
Austria, Swedia dan Belanda bergegas menindaklanjuti penemuan itu guna
menyelidiki berbagai tuduhan yang didasarkan pada lebih dari 11,5 juta
dokumen itu.
Sebaliknya perbankan menjadi sorotan karena dianggap
membantu klien-kliennya menyembunyikan kekayaan para tokoh itu di luar
negeri, demikian Reuters.
Selasa, 05 April 2016
Skandal pajak global "Panama Papers" guncang dunia
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar