Jakarta (ANTARA News) - Pengamat strategi ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (FEUI) Sari Wahyuni meminta pemerintah untuk
segera menerapkan tiga strategi penting dalam mengefektifkan "dwelling
time" atau waktu tunggu pelayanan kapal dan barang di pelabuhan
Indonesia.
Menurut dia di Jakarta, Minggu, ketiga strategi itu jika
dilaksanakan secara konsisten dan terpadu, membutuhkan waktu sekitar
1--2 tahun agar semuanya berjalan sesuai dengan harapan.
"Tentu saja makin cepat, makin baik karena kita harus bersaing
dengan Singapura yang hanya 1 hari dan Malaysia 2 hari," ujarnya dalam
keterangan tertulis.
Menurut dia, jika pemerintah Indonesia bisa mempercepat "dwelling
time" di pelabuhan, langkah-langkah konkretnya harus segera diwujudkan.
Jika pemerintah konsisten menerapkan tiga strategi tersebut,
"dwelling time" akan mencapai paling tidak 3 hari. Namun, akan lebih
baik jika bisa lebih cepat lagi sehingga daya saing Indonesia menjadi
makin cepat dan meningkat.
Sari yang juga Pengelola S3 Stratejik FEUI mengungkapkan bahwa ketiga
strategi untuk mengefektifkan "dwelling time" bagi perekonomian
nasional, yakni pertama, ketika barang masuk ke pelabuhan Indonesia,
sudah harus dilakukan koordinasi sejak awal, mulai dari "clearing"
dokumen hingga kuantitas barang dan waktu tiba barang.
Lalu "loading" barang yang jelas dari satu kapal ke pelabuhan, dan sebaliknya.
Dalam hal ini, IT sistem harus mendukung integrasi pelabuhan, dan semua dokumen sudah harus dipersiapkan sejak awal.
"Pada bagian ini, kita sudah harus menyediakan insentif bagi setiap aktifitas dan administrasi barang," katanya.
Senin, 29 Juni 2015
Pengamat: perlu strategi penting mengefektifkan "dwelling time"
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar