Jakarta (ANTARA News) - Mantan pelatih Persipur Purwodadi yang pernah
terlibat dalam praktik pengaturan skor pertandingan di Divisi Utama Liga
Indonesia mengajak pihak-pihak lain yang juga terlibat untuk bersaksi
mengungkap kasus tersebut.
"Harapan saya, ini (praktik pengaturan skor) memang harus
diberantas. Saya menghendaki semua teman-teman yang pernah terlibat dan
pernah jadi pelatih mulai sekarang saya minta, ayo bareng-bareng untuk
membenahi sepak bola Indonesia mulai sekarang ini," kata Gunawan di
Jakarta, Rabu (17/6) malam.
Sebagai pihak yang pernah terlibat dan mengetahui adanya pengaturan
skor yang dilakukan oleh pihak-pihak lain, Gunawan bersedia dirinya
menjadi saksi dalam kasus dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola
Indonesia periode 2000-2015 yang dilaporkan oleh seseorang berinisial
BS ke Bareskrim Polri pada Selasa (16/6) sore.
"Saya sudah kontak semua (teman), setelah kemarin ada teman saya
yang inisialnya BS ya (melapor ke Bareskrim), saya dan teman-teman ikut
memberikan motivasi. Dan akan dateng besok (untuk memberikan kesaksian)
mungkin pemain (juga) akan datangkan," kata Gunawan.
Gunawan menginginkan rekan-rekannya yang turut terlibat sebagai
"runer" dalam pengaturan skor sepak bola mamu menjadi saksi bahwa sepak
bola Indonesia sedang bermasalah karena "match fixing".
"Jadi bener-bener saya ingin, runer-runer" yang berkepentingan,
temen-temen saya ini untuk memberikan kesaksian bahwa pertandingan
kompetisi tidak sehat," ujar Gunawan.
Gunawan mengakui bahwa klub Persipur Purwodadi yang ditukanginya
pada 2013 melakukan praktik pengaturan skor yang melibatkan seluruh
manajemen, pemain, pelatih, dan ofisial klub.
Ia menjelaskan bahwa setiap melakukan pengaturan skor klub Persipur
Purwodadi mendapatkan uang sebesar Rp400 juta per sekali pertandingan.
Sedangkan untuk pemain, kata Gunawan, mendapatkan Rp10 juta hingga Rp15
juta setiap terlibat dalam pengaturan skor per pertandingan.
Gunawan menyebutkan bayaran tersebut dilakukan pada pertandingan
klub Persipur Purwodadi yang berlaga di kompetisi Divisi Utama Liga
Indonesia di tahun 2013. Lebih dari itu, bahkan klub-klub lain yang
bermain di level kompetisi yang lebih tinggi dari Divisi Utama bisa
mendapatkan uang lebih besar dari Rp400 juta.
"Oh iya jelas, (kalau ISL) lebih besar," kata dia. Namun Gunawan
mengaku tidak tahu berapa nilai yang dibayarkan untuk pengaturan skor
dalam klub ISL.
Pelatih yang menukangi Persipur Purwodadi sejak 2012 itu juga
mengungkapkan bahwa hampir setengah dari klub yang berada di Divisi
Utama terlibat praktik pengaturan skor.
Kamis, 18 Juni 2015
Purwodadi ajak para pelaku pengaturan skor bersaksi bareng
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar