Jakarta (ANTARA News) - Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Eric
Sugandi mengatakan fenomena Yunani yang terancam keluar dari Eropa
berdampak tidak langsung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Dampaknya ke kita itu indirect (tidak langsung) tapi tetap gede
(besar) ya," katanya dalam acara Buka Puasa Bersama Standard Chartered
Bank dan Diskusi Panel "Tantangan dan Peluang dalam Mengembangkan Sektor
Perusahaan Menengah di Indonesia", Hotel Mulia, Jakarta, Senin.
Ia mengatakan masalah Yunani tidak berdampak langsung pada
perekonomian bangsa karena Yunani bukanlah investor utama di Indonesia.
"Karena Yunani kan bukan investor utama di Indonesia kan, juga
bukan partner (rekan) dagang utama kita dan kita juga bukan investor di
Yunani, tapi ya indirect (tidak langsung) lewat currency (keuangan),"
tuturnya.
Ia mengatakan perekonomian bangsa akan terkena imbas secara tidak
langsung melainkan dari negara lain sebagai rekan bisnis yang
berhubungan langsung dengan Yunani.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi faktor
eksternal lainnya seperti fenomena "super dolar" yang mengakibatkan
dolar semakin menguat terhadap mata uang negara lainnya.
"Memang trennya kan sekarang memang ada ekspektasi Fed akan
menaikkan suku bunga, dana, rotasi mulai balik lagi ke Amerika ya.
Kemudian kemarin itu Bank of China di Tiongkok kan memangkas suku bunga,
kemudian Euro yang kasus Yunani ini," ujarnya.
Ia mengatakan fenomena super dolar juga berdampak lewat jalur
finansial dan terbukti pelemahan rupiah terus terjadi sementara dolar
menguat.
"Jadi, dolarnya ini akan kuat terhadap Euro maupun mata uang
emerging market yang lain termasuk Indonesia. Impact-nya (dampak) ke
situ satu ya lewat jalur finansial, terus ada faktor psikologis juga,
bursa saham kita karena regional itu ada merah gitu, dia ikut akan
terpengaruh ya," ujarnya.
Ia mengatakan masih akan menunggu keputusan secara referendum pada 5 Juli mendatang terkait masalah Yunani.
Sebelumnya, Yunani harus membayar utang senilai 1,6 miliar euro
kepada Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa atau dinyatakan
bangkrut. Sejumlah negara lain Eropa bersedia memberikan dana talangan
untuk Athena dengan sejumlah syarat perubahan anggaran.
Selasa, 30 Juni 2015
Fenomena Yunani berdampak tidak langsung bagi Indonesia
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar