Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo
mengingatkan ada dua tantangan global yang harus diwaspadai karena bisa
berdampak pada perekonomian nasional yaitu turunnya harga minyak dunia
dan normalisasi kebijakan The Fed (Bank Sentral AS).
"Kondisi di dunia itu ada twin shock yaitu harga minyak turun
drastis dari 113 dolar menjadi di bawah 50 dolar AS dan normalisasi
kebijakan The Fed karena ekonomi AS membaik, tingkat bunga meningkat
disertai nilai tukar yang tambah kuat," katanya di Gedung DPR, Jakarta,
Rabu (21/1).
Agus mengatakan kondisi tersebut secara tidak langsung ikut
menyebabkan perlemahan harga komoditas global dan penurunan proyeksi
pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan oleh IMF hanya mencapai 3,5
persen pada 2015.
Untuk itu, tambah dia, dalam menghadapi tekanan eksternal
tersebut, BI dan pemerintah akan terus bersinergi dalam mengantisipasi
problem yang bisa mengganggu fundamental perekonomian domestik secara
keseluruhan.
"Kita menyambut baik kebijakan pemerintah yang bersinergi dengan
kebijakan BI, sehingga sekarang kita menyakini inflasi di akhir 2015
akan mengarah 4 persen plus minus 1 persen, dan (defisit) transaksi
berjalan akan lebih sehat di kisaran 3,3 persen-3,5 persen dari GDP
sepanjang 2015," kata Agus.
Terkait belum adanya keputusan dari BI untuk menurunkan suku bunga
acuan (BI Rate), Agus mengatakan hal itu dilakukan untuk menjaga agar
stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan tetap terjaga dalam
menghadapi ketidakpastian ekonomi selama tahun 2015.
"Kita tidak ingin stabilitas tergganggu karena neraca transaksi
berjalan belum sehat atau inflasi yang masih tinggi, kemudian direspon
dengan tingkat bunga, yang tidak mencerminkan pembentukan fundamental
ekonomi yang kuat. Jadi ini menjadi pertimbangan kita, yaitu harus
menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan," katanya.
Kamis, 22 Januari 2015
BI: dua tantangan global harus diwaspadai Indonesia
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar