Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku
masih optimistis atas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 yang
diperkirakan masih berada pada kisaran 5,5 persen-5,8 persen, karena
pemerintah memiliki ruang fiskal untuk mendukung pembangunan investasi.
"Target saya 5,5 persen-5,8 persen, masih dengan kecenderungan
terjadi pada batas atas," ujarnya seusai jumpa pers perkembangan ekonomi
makro dan realisasi APBN-Perubahan 2014 di Jakarta, Senin.
Bambang menjelaskan pemerintah memiliki ruang fiskal sebesar Rp230
triliun, yang akan dialokasikan bagi Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian untuk mendukung iklim
investasi.
"Kementerian Pekerjaan umum akan membangun infrastruktur dasar,
Kementerian Perhubungan membangun pelabuhan dan rel kereta api, serta
Kementerian Pertanian akan memberikan pupuk, benih, alat mesin pertanian
dan perbaikan irigasi," ujarnya.
Selain pembenahan dalam segi anggaran, pemerintah yakin investasi
akan mendukung pertumbuhan ekonomi, karena telah memperbaiki birokrasi
perijinan dengan mendirikan pelayanan terpadu satu pintu di Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"PTSP akan mulai efektif pada Januari, dengan adanya perbaikan
prosedur tentu akan meningkatkan daya tarik tidak hanya investor asing
tapi juga domestik, jadi tidak ada lagi perijinan yang lama dan
investasi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Bambang menambahkan pemerintah juga masih bergantung pada konsumsi
domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, karena sektor ekspor pada
2015 diperkirakan masih mengalami kelesuan dan tidak bisa memberikan
kontribusi.
"Untuk menjaga peluang, kita harus menjaga daya beli masyarakat agar
konsumsinya stabil, karena ekspor tidak bisa menjadi motor pertumbuhan.
Kita tidak bisa tahu, apalagi banyak ketidakpastian terkait perekonomian
Tiongkok, tapi kita upayakan tahun ini lebih baik dari tahun lalu,"
jelasnya.
Namun, menurut Bambang, masih ada sejumlah tantangan eksternal yang
bisa mengganggu pencapaian target pertumbuhan ekonomi tersebut, salah
satunya pemulihan ekonomi di Amerika Serikat yang dapat mempercepat
kenaikan suku bunga The Fed.
"Kondisinya tidak mudah, yang pasti ketidakpastian global masih tetap
tinggi. Kalau AS tumbuh, mereka harus mengurangi biaya moneter sehingga
tingkat bunga naik. Konsekuensinya, pada 2015 sedang diupayakan
pengurangan defisit (anggaran) untuk mengurangi ketergantungan
pembiayaan dari asing," ujarnya.
Selasa, 06 Januari 2015
Menkeu optimistis atas proyeksi pertumbuhan ekonomi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar