Jakarta (ANTARA News) - Tim SAR gabungan hingga saat ini masih kesulitan
menemukan kotak hitam (blackbox) AirAsia QZ8501 karena sejumlah
kendala, kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI FH Bambang
Soelistyo.
"Sistem sonar yang ada di lima kapal belum kunjung menangkap sinyal kotak hitam," kata Bambang di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan sistem sonar sejatinya mampu melacak kotak hitam yang
diperkirakan tenggelam bersama AirAsia. Akan tetapi, luasnya lautan
area pencarian mengakibatkan sampai hari ke-10 sejak hilangnya AirAsia,
kotak hitam belum kunjung diketahui lokasinya.
Padahal, kata dia, sistem sonar memiliki daya jelajah 200 meter x
200 meter. Dengan kata lain, jangkauan sonar kapal tidak sebanding
dengan luasnya lautan sehingga kotak hitam tidak dapat sesegera mungkin
ditemukan.
Kendati demikian, dia mengatakan tim SAR gabungan akan memaksimalkan
segala daya dan upayanya dalam membantu Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) untuk menemukan kotak hitam.
Kotak hitam yang aslinya berwarna jingga itu sendiri memiliki
pemancar sinyal (pinger) yang dapat dideteksi alat penangkap "ping".
Sinyal itu mampu bertahan selama 30 hari sejak pesawat mengalami
insiden.
Apabila lebih dari 30 hari tidak kunjung ditemukan maka kotak hitam
semakin sulit dideteksi karena sinyal "ping" tidak dipancarkan lagi oleh
"blackbox" lantaran keterbatasan daya baterai di dalamnya.
Piranti bernama FDR (perekam data penerbangan) itu merupakan salah
satu perangkat kunci yang dapat mengungkap penyebab kecelakaan setiap
pesawat, termasuk AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu
(28/12/2014).
Sebelumnya, Bambang mengatakan kotak hitam pesawat rute
Surabaya-Singapura itu tidak boleh disentuh oleh siapapun kecuali yang
berwenang, yaitu tim KNKT. Alasannya, dia enggan mengambil risiko
terkait kotak hitam.
Jika tim SAR menemukan kotak hitam, kata Bambang, mereka hanya boleh
memberitahukan lokasi bukan langsung mengangkatnya dari dasar Selat
Karimata.
"Kotak hitam itu wewenangnya di luar tugas Basarnas. Sepengetahuan
saya blackbox itu mengharuskan perlakuan khusus. Kalau ditemukan, maka
satuan pengevakuasi tidak boleh mengangkatnya karena dikhawatirkan bisa
rusak."
"Jika tim SAR menemukannya, mereka cukup menginfokan saja. FDR itu
akan dieksekusi oleh KNKT karena harus diangkat dan dimasukkan pada
tempat khusus," kata dia.
Rabu, 07 Januari 2015
SAR gabungan masih kesulitan temukan "blackbox" airasia
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar