Mataram (ANTARA News) - Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jeranjang unit 1,
di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, akan diujicoba pada
awal Februari 2015.
"Proyek sudah mendekati selesai, jadi uji coba bisa dilakukan pada
awal Februari," kata General Manager Perseroan Terbatas Perusahaan
Listrik Negara Unit Induk Pembangunan XI Idian di Mataram, Nusa Tenggara
Barat (NTB), Rabu.
Ia juga berharap penyelesaian pembangunan pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) Jeranjang unit 2 rampung pada Maret 2015, sesuai target,
sehingga bisa menunjang sistem kelistrikan di Pulau Lombok.
"Insya Allah tahun ini ada jaminan PLTU Jeranjang unit 1, 2 dan 3
beroperasi penuh, sehingga tidak ada lagi pemadaman bergilir," ujarnya.
Idian menyebutkan, proyek pembangunan PLTU Jeranjang, di Desa Kebon
Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, dikerjakan PT Barata,
yang merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN).
Dalam masa uji coba selama satu bulan, kata dia, jika terjadi
kerusakan terhadap komponen mesin masih menjadi tanggungan kontraktor
pelaksana, namun jika ada kerusakan setelah masuk dalam sistem
kelistrikan di Pulau Lombok, maka menjadi tanggungan PT PLN Wilayah NTB
selaku pengelola.
"Makanya kami belajar dari pengalaman dari PLTU Jeranjang unit 3
yang sudah beroperasi, lihat mana komponen alat yang mudah rusak, jadi
bisa diantisipasi lebih dini," ucap Idian.
Meneg BUMN Rini M Soemarno menyoroti masalah antara PT PLN dengan
PT Barata Indonesia yang menyebabkan tertundanya operasional PLTU
Jeranjang, di Kabupaten Lombok Barat, itu.
Dia berharap permasalahan tersebut bisa secepatnya diselesaikan
karena PLTU Jeranjang seharusnya sudah bisa beroperasi pada 2014.
Hal itu disampaikannya ketika meninjau lokasi PLTU Jeranjang, pada Jumat (2/1).
Menurut Rini, masalah antara PT PLN dengan PT Barata Indonesia yang
sama-sama BUMN terletak pada persoalan hitung-hitungan harga sebagai
dampak terjadinya perubahan lokasi pembangunan proyek.
Perubahan lokasi pembangunan proyek disebabkan karena pembebasan
lahan awal yang tidak terealisasi, sehingga terjadi pemindahan lokasi
yang berdampak pada eskalasi harga.
"PLN dan Barata sama-sama BUMN, harusnya masalah seperti itu bisa
terselesaikan dengan cepat karena kalau sudah cepat sebetulnya PLTU
sudah bisa operasional, mengingat Lombok ini energinya sebagian masih
memakai tenaga diesel yang harganya relatif mahal," ujarnya.
Rini menegaskan dirinya sudah meminta PT PLN dan PT Barata untuk
menyelesaikan masalah harga tersebut. Bila perlu meminta bantuan Badan
Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan kajian terkait
harga.
Dengan demikian, PLTU Jeranjang unit 1 dengan kapasitas 1 X 25 mega
watt (MW) bisa dioperasikan pada akhir Januari 2015, begitu juga dengan
PLTU Jeranjang unit 2 yang juga berkapasitas 1 X 25 MW bisa
dioperasikan pada akhir Maret 2015.
Kamis, 29 Januari 2015
PLN akan ujicoba PLTU Jeranjang 1 pada Februari
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar