Yogyakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia meyakini kinerja dan konsumsi
swasta pada triwulan IV 2015 akan semakin bergeliat seiring percepatan
realisasi program dan proyek pemerintah yang sudah terasa di triwulan
III 2015.
Direktur Eksekutif dan Kebijakan Moneter BI Juda Agung, dalam
paparan singkat menjelang Rakor Pemerintah-BI di Yogyakarta, Kamis
malam, mengatakan konsistensi realisasi belanja sektor produktif
pemerintah perlu dijaga, agar memberikan peluang bagi swasta untuk
berakselerasi di triwulan terakhir 2015.
"Efek berlipat dari pengeluaran pemerintah di triwulan III sudah transmisi ke sektor swasta," ujarnya.
"Perkiraan kita pertumbuhan ekonomi secara satu tahun masih
dikisaran 4,7 - 5,1 persen. Tapi, lebih ke 4,7 - 4,8 persen," tambah
dia.
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi di triwulan III, Juda
mengatakan, percepatan realisasi belanja pemerintah, terutama sektor
infrastruktur, memberikan dampak positif bagi perekonomian di Pulau Jawa
dan Sumatera.
Namun, pemulihan perekonomian itu belum terjadi merata di wilayah
Indonesia. Wilayah yang masih mengandalkan ekspor bahan mentah, seperti
Pulau Kalimantan, masih terimbas lesunya harga komoditas global.
Laju pertumbuhan ekonomi di Jawa tumbuh menjadi 5,39 persen dari
triwulan II sebesar 5,04 persen. Sementara perekonomian di Sumatera
tumbuh menjadi 3,04 persen dari 2,88 persen.
"Sedangkan di Kalimantan memang agak mengecewakan. Dari triwulan II sebesar 1,09 persen, sekarang minus 0,41 pct," ujarnya.
Sedangkan wilayah lain, seperti Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan
Maluku-Papua mengalami perekonomian yang tumbuh secara tahunan, namun
tidak lebih baik dibanding triwulan II.
Sulawesi tercatat tumbuh 8,16 persen, Maluku dan Papua 2,28 persen, Bali dan Nusa Tenggara 11,75 persen.
Selain belanja pemerintah, Juda menilai, perhelatan Pemilu Kepala
Daerah serentak pada triwulan IV akan menggerakkan perekonomian secara
signifikan.
Juda menilai, ke depannya, pemerintah perlu menggencarkan industrialisasi, dan sektor jasa seperti pariwisata.
Secara umum, masalah yang masih menghambat pertumbuhan industri dan
pariwisata adalah ketersediaan infrastruktur yang akhirnya membatasi
akses dan konektivitas kegiatan ekonomi.
"Memang beberapa manfaat dari pengembangan industri mungkin
dirasakan secara jangka panjang. Namun, bukan berarti kita tidak mulai,
itu sudah harus dimulai dari sekarang," ujarnya.
Rakor antara pemerintah pusat, daerah dan BI akan digelar Jumat (13/11) esok.
Beberapa pengambil kebijakan yang dijadwalkan hadir adalah Gubernur
Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria
dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan.
Selanjutnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Pariwisata
Arief Yahya, Gubernur D.I Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X dan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Jumat, 13 November 2015
BI yakini konsumsi swasta bergeliat di triwulan IV
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar