Yangon, Myanmr (ANTARA News) - Hampir 100 mayat diangkat dari longsoran
di dekat pertambangan batu giok di negara bagian Kachin, Myanmar utara,
dan 100 orang masih hilang, kata petugas penyelamatan, Minggu.
Longsor
itu terjadi Sabtu dinihari di Hpakant, penghasil batu giok bermutu
tinggi di dunia, namun pertambangan dan tempat pembuangan puingnya penuh
dengan bahaya dan tanah longsor, yang tidak seperti biasa, meskipun
jarang mengakibatkan kematian.
Pekerja, yang sebagian di
antaranya adalah pendatang dari berbagai wilayah di negara itu, bekerja
keras berjam-jam untuk mendapatkan upah kecil.
Koran kelolaan negara, Global New Light of Myanmar, melaporkan, banyak penambang tidur saat longsor itu terjadi.
Seorang
petugas pemadam kebakaran kota Hpakant kepada Reuters melalui telepon
mengatakan, 99 mayat ditemukan pada Minggu sore dan jumlah tersebut
kemungkinan bertambah.
"Kami yakin bahwa korban tewas akan bertambah sejak beberapa di antara korban masih hilang," katanya.
Seorang
petugas, yang tidak bersedia menyebutkan namanya karena merasa tidak
berwenang memberikan keterangan kepada media, menyatakan bahwa peristiwa
tersebut terjadi dekat lokasi tambang di bawah pengawasan Triple One
Jade Mining, Sabtu sekitar pukul 03.00.
Tidak diketahui pasti apa
penyebab terjadinya tanah longsor di daerah terpencil dan kawasan
pergunungan yang hampir seluruhnya terlarang dimasuki orang asing.
Seorang
anggota legislatif juga mengonfirmasikan soal jumlah korban tersebut.
Pejabat senior Kantor Kepresidenan Myanmar, Zaw Htay, bahwa upaya
penyelamatan masih dilakukan oleh pemerintah daerah.
"Pejabat
yang bertanggung jawab dari pemerintah Negara Bagian Kachin sangat
peduli menyelamatkan korban dan membantu para pekerja," katanya.
Industri
batu giok Myanmar sangat kabur dan banyak batu giok yang ditambang di
Hpakant yang diyakini dapat diselundupkan ke negeri tetangga, China,
dimana batu tersebut dihargai tinggi.
Menurut peneliti dari tim
pembela lingkungan Global Witness, yang menyiarkan laporan terpadu
sektor tersebut pada awal tahun ini, nilai produksi batu giok dari
Myanmar diperkirakan mencapai lebih dari 31 miliar dolar AS selama 2014.
Baku keamanan di penambangan dan lingkungan sekitar pembuangan itu sangat minim.
"Para kroni pemilik perusahaan tambang raksasa itu menumpuk limbah dekat desa tanpa mempertimbangkan keselamatan desa yang sudah eksis lebih dulu," kata petugas pemadam kebakaran yang berupaya menyelamatkan korban tanah longsor itu.
0 komentar:
Posting Komentar