Yangon, Myanmar (ANTARA News) - Partai oposisi pimpinan Aung San Suu Kyi
muncul di ambang kemenangan telak dalam pemilihan umum yang akhirnya
akan dapat mengubah total Myanmar setelah di bawah kekuasaan militer
selama beberapa dekade, pada Selasa saat pejabat tinggi partai yang
berkuasa menyatakan mereka telah "benar-benar kalah"
Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD), yang dipimpin Suu Kyi
berpartisipasi di dalam pemilu sejak 1990, meraih suara sebanyak 80
persen.
Kalangan militer menguasai negara dengan tangan besi selama
setengah abad, membunuh, menahan dan membungkam pembangkang dengan
kebijakan tidak normal dan korupsi yang merajalela sebelum diserahkan
kepada pemerintahan semi militer pada 2011.
Hasil resmi dari pemungutan suara bersejarah yang dikeluarkan
sedikit demi sedikit, memperlihatkan perolehan besar NLD dan pada Selasa
siang partai ini telah memperoleh 78 dari 88 kursi yang diperebutkan
sejauh ini.
Partai Persatuan Solidaritas dan pembangunan (USDP) yang berkuasa
saat ini menghadapi kekalahan setelah hanya mampu memperoleh lima dari
440 kursi yang diperebutkan.
"Partai USDP kami benar-benar kalah. NLD telah menang," ujar
pejabat senior USDP Kyi Win dari markas besar partai di Naypyidaw.
"Ini adalah takdir negara kami. Biarkan mereka (NLD) bekerja, Aung
San Suu Kyi harus bertanggung jawab sekarang. Kami tetap memberi selamat
kepadanya," tambahnya.
Tetapi kemenangan resmi NLD masih sukar dipahami, dengan pejabat
pemilihan umum yang mengeluarkan hasilnya sedikit demi sedikit pada
Selasa.
Pemilih khawatir
Pemilih NLD masih tetap percaya diri akan kemenangan besar, namun
berhati-hati akan respon dari tentara yang masih berkuasa, yang dijamin
dengan 25 persen kursi untuk menjamin masa depannya dalam parlemen.
"Saya rasa hasilnya akan keluar sebentar lagi, tetapi saya
khawatir," ujar Ma Pyone, seorang pedagang sayuran di Yangon, dan
menambahkan bahwa dirinya tidak mengetahui apakah pemerintah saat ini
akan merebut kekuasaan atau tidak, tetapi dia berharap agar hal tersebut
tak terjadi.
NLD membutuhkan 67 persen dari jumlah kursi yang diperebutkan di
seluruh parlemen untuk menjadi mayoritas. Tetapi perolehan lebih akan
mendukung pengaruhnya dalam parlementer melawan kalangan militer.
Kenaikan karir politik Suu Kyi ditahan oleh konstitusi yang
melarang dirinya untuk menjadi presiden karena kedua anaknya yang
berkebangsaan Inggris, demikian AFP.
(KR-MBR/M016)
Rabu, 11 November 2015
Partai Suu Kyi menang telak seiring pengumuman hasil pemilu
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar