New York (ANTARA News) - Indeks harga saham dunia jatuh serempak,
sedangkan yen merangsek terhadap dolar AS akibat keprihatinan atas
bergejolaknya pasar Tiongkok dan kekhawatiran pada masa depan Yunani di
zona euro.
Pada penutupan perdagangan saham di New York, indeks
saham di AS juga jatuh, sedangkan nilah saham Tiongkok sudah jatuh 30
persen sejak pertengahan Juni lalu. Pelaku pasar mengkhawatirkan gejolak
pasar ini akan mendestabilisasi perekonomian dunia.
Yeng menguat
tajam terhadap dolar AS ke terkuat dalam tujuh pekan terakhir karena
investor saham mencari pelarian keamanan modal ke mata uang Jepang itu.
Dolar AS di pasar berjangka Nikkei turun 5,5 persen menuju penurunan
terbesar sejak 8 Agustus 2011.
"Saya kira situasi Yunani adalah
fokus pasar untuk jangka pendek ini," kata Tim Ghriskey dari Solaris
Group di Bedford Hills, New York, sembari menyebutkan faktor sentimen
jual Tiongkok telah menjadi sentimen dunia.
Pada penutupan di
Wall Street, indeks saham Dow Jones (DJIA) terpangkas 261,49 poin atau
1,47 persen menjadi 17.515,42 poin, sedangkan indeks S&P 500
tergerus 34,66 poin atau 1,67 persen, demikian juga indeks Nasdaq yang
tersunat 87,70 poin atau 1,75 persen menjadi 4.909,76 poin.
Di
Eropa, harga saham rata-rata naik tipis 0,1 persen setelah empat hari
berturut-turut tertekan. Aksi beli didorong oleh permintaan resmi
Yunani untuk kesepakatan utang berumur tiga tahun dari zona euro.
Dolar
AS jatuh ke posisi terendah sejak 19 Mei pada 120,46 yen atau melemah
1,5 persen. Euro juga melemah terhadap yen pada 133,38 yen atau 1,1
persen lebih rendah dibandingkan sebelumnya, demikian Reuters.
Kamis, 09 Juli 2015
Bursa saham dunia rontok diterkam sentimen jual
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar