Ambon (ANTARA News) - Masyarakat muslim di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah memperingati akan berakhirnya Lailatul Qadar (malam ketetapan) pada 15 Juli 2015 dengan tradisi menyedekahkan ketupat kepada para penghulu masjid dan mushala yang ada di kampung mereka, Ahad.
Ketupat yang disedehkahkan sesuai dengan jumlah anggota tiap-tiap keluarga tersebut, mulai dibawa ke Masjid Wapauwe yang merupakan masjid tertua di Maluku, Masjid Hena Telu, dan Mushala Nurain selepas shalat Ashar, sore tadi.
"Menyedehkahkan ketupat saat Lailatul Qadar adalah tradisi yang sudah ada dari zaman leluhur kami, ini juga menjadi ucapan terima kasih kepada para penghulu masjid yang telah memimpin shalat Tarawih selama bulan Ramadhan, ketupat yang dibawa sesuai jumlah anggota keluarganya, termasuk rumah juga," kata salah seorang penghulu Masjid Wapauwe di Kaitetu, Jafar Lain.
Ia mengatakan sebagai balasan dari sedekah masyarakat, para penghulu masjid akan mendoakan mereka agar diberikan kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT, sehingga bisa kembali melaksanakan ibadah puasa pada Ramadhan berikutnya.
Oleh karena itu, dari sejumlah ketupat yang disedekahkan ke masjid oleh setiap keluarga, salah satu di antaranya akan dikembalikan kepada masing-masing keluarga untuk dimakan, kemudian bungkusnya digantung di tiang utama rumah sebagai perlambang dari doa tolak bala.
"Keluarga yang menyedekahkan ketupat akan didoakan oleh para penghulu masjid sebelum berakhirnya Lailatul Qadar, bungkus ketupat yang digantung itu hanyalah lambang dari amalan doa tolak bala, agar keluarga dan rumah mereka dijaga hingga Ramadhan berikutnya," katanya.
Selain sebagai ucapan terima kasih kepada penghulu masjid, menurut Jafar, tradisi sedekah ketupat juga merupakan bagian dari sensus penduduk yang telah dipertahankan sejak lama.
"Tradisi sedekah ini kalau masyarakat biasa memberikan ketupat, tapi kalau raja dan keluarganya memberikan hasil bumi, seperti singkong, talas, pisang dan sebagainya," ucapnya.
Kaitetu merupakan salah satu dari 11 kampung berpenduduk muslim Sunni di Kecamatan Leihitu. Desa dengan jumlah penduduk sebanyak 3.858 jiwa itu mulai melaksanakan ibadah puasa 1 Ramadhan 1436 Hijriyah pada 17 Juni 2015.
Selain memiliki Masjid kuno Wapauwe yang dibangun pada 1414, Kaitetu juga mempunyai salah satu gereja tertua di Maluku, yakni Gereja Immanuel yang dibangun sekitar tahun 1780 - 1781 di bawah pemerintah Eillem Beth Iacobs, kepala comtoire Hila pada masa pemerintahan Gubernur Hindia-Belanda Bernardus van Pleuren.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar