Jakarta (ANTARA News) - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM) Natalius Pigai mengungkapkan, pihaknya pada Selasa (21/7)
memberangkatkan tim investigasi terkait insiden di Kabupaten Tolikara,
Provinsi Papua, dengan sejumlah agenda.
"Yang akan kami cari
adalah asal muasal dari surat edaran yang memancing reaksi publik itu,
serta kebenaran dari surat edaran itu sendiri, mengingat masih ada
pro-kontra terkait keberadaan surat tersebut," katanya saat dihubungi
ANTARA News di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan, kebenaran tentang
surat edaran yang dikeluarkan Gereja Injil di Indonesia (GIDI) wilayah
Tolikara, yang berisi larangan penyelenggaraan ibadah Shalat Idul Fitri
di sana karena bersamaan dengan dengan acara seminar dan kebaktian
kebangunan rohani (KKR) pemuda GIDI wilayah Tolikara dinilai masih
simpang siur.
Ketua Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili
di Indonesia (PGLII) Ronny Mandang mengaku baru mendapatkan surat
tersebut setelah insiden berlangsung, sementara Menteri Koordinator
bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purnomo justru mengatakan
bahwa surat tersebut tidak pernah ada.
Selain perkara surat
edaran tersebut, Natalius melanjutkan, Komnas HAM juga akan mencari tahu
lebih lanjut mengenai tindakan protes yang berbau intoleransi yang
dilakukan oleh kelompok pemuda yang berujung kericuhan tersebut.
Komnas HAM juga akan mencari tahu fakta terkait protes awal yang masih menjadi perdebatan.
"Wakil
Presiden Jusuf Kalla, misalnya, menyebutkan itu awalnya salah paham
karena keberatan penggunaan pengeras suara. Yang lain mengatakan bukan,
justru ada keinginan menghentikan ibadah secara keseluruhan. Saya kira
terkait perdebatan soal itu, Komnas HAM juga akan mencari tahu nanti di
sana, demi menjernihkan perdebatan nasional," katanya.
Kemudian,
Komnas HAM juga akan menelusuri insiden penembakan yang berujung pada
tewasnya satu nyawa dan 11 orang lainnya luka-luka sesuai laporan dari
Masyarakat Adat Papua.
Komnas HAM juga akan mencari informasi
terkait tindakan spontan masyarakat sebagai tanggapan atas penembakan
yang menewaskan satu orang dan melukai 11 orang lainnya, dengan
pembakaran kios-kios hingga apinya merambat dan menyambar mushala
setempat.
"Kemudian yang terakhir, Komnas HAM berkepentingan untuk menciptakan keharmonisan di masyarakat Papua," pungkas Natalius.
Selasa, 21 Juli 2015
Ini agenda tim investigasi Komnas HAM ke Tolikara
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar