Tangerang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Anies Baswedan mengatakan seharusnya Masa Orientasi Siswa (MOS) untuk
mengenalkan aktivitas sekolah pada siswa baru, bukan ajang perpeloncoan.
"Masa
orientasi bertujuan mengenalkan aktivitas sekolah kepada siswa baru,
bukan malah tindakan tindakan penyalahgunaan wewenang," ujar Anies saat
sidak di SMKN 4 Tangerang, Banten, Rabu.
Tindakan yang mengarah
ke perpeloncoan saat masa orientasi dinilai Anies bisa membuat siswa
baru melakukan tindakan serupa pada masa yang mendatang.
Pada saat sidak itu, Anies meminta siswa baru melepaskan atribut aneh yang dikenakan mereka.
Sejumlah
siswa baru di sekolah itu mengenakan tas karung goni, tali sepatu dari
rafia, pita rambut warna-warnai, kaos kaki warna-warni hingga papan nama
dari kardus.
Mendikbud juga meminta sekolah tidak membiarkan
siswa baru mengenakan atribut aneh-aneh dan menilai masa orientasi yang
di sekolah-sekolah lebih banyak mencerminkan pembodohan.
"Penyebab
terjadinya kejahatan karena penyalahgunaan wewenang, bukan karena
banyaknya kesempatan, tetapi karena diam dan mendiamkan," tegas
Mendikbud.
Anies meminta segala bentuk praktik penyimpangan saat
MOS dilaporkan, tapi dia menyayangkan banyak orang tua dan siswa korban
kekerasan yang diam dan mendiamkan.
"Jadi harus dihentikan dan harus dilaporkan. Silakan laporkan kekerasan melalui laman www.mopd.kemdikbud.go.id," kata dia.
Dia menegaskan MOS harus diisi dengan hal-hal yang mendidik, bukan dengan praktik-praktik menyimpang.
"Kami akan mengawasi praktik MOS yang terjadi di sekolah," tandas Anies.
Rabu, 29 Juli 2015
Mendikbud tak ingin MOS jadi ajang perpeloncoan
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar