Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan
realisasi penerimaan perpajakan hingga semester I-2015 baru mencapai
Rp555,2 triliun atau 37,3 persen dari target dalam APBN-P sebesar
Rp1.489,3 triliun.
"Secara nominal sudah lebih tinggi dari semester satu tahun lalu,
namun persentasenya dibawah, karena penerimaan perpajakan tahun ini jauh
lebih tinggi dari 2014," ujarnya saat rapat kerja dengan Badan Anggaran
DPR RI di Jakarta, Rabu.
Menkeu menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi realisasi
penerimaan perpajakan adalah perlambatan ekonomi triwulan I-2015,
penurunan nilai impor antara lain karena tingginya biaya impor dan
moderasi permintaan serta rendahnya harga komoditas dan depresiasi kurs
rupiah.
Dari realisasi tersebut, penerimaan PPh migas telah mencapai Rp27
triliun atau 54,5 persen dari target Rp49,5 triliun, PPh non migas
Rp263,1 triliun atau 41,8 persen dari target Rp576,5 triliun dan Pajak
Pertambahan Nilai Rp183,7 triliun atau 31,9 persen dari target Rp576,5
triliun.
Sementara penerimaan cukai mencapai Rp60,8 triliun atau 41,7 persen
dari target Rp145,7 triliun, bea masuk mencapai Rp15,5 triliun atau
41,8 persen dari target Rp37,2 triliun dan bea keluar Rp1,9 triliun atau
15,7 persen dari target Rp12,1 triliun.
"Bea keluar realisasinya masih rendah karena bea keluar dari kelapa
sawit masih nol karena threshold yang rendah. Bea keluar masih didukung
ekspor tembaga oleh perusahaan seperti Freeport dan Newmont," kata
Menkeu.
Dengan realisasi penerimaan perpajakan pada semester I mencapai
Rp555,2 triliun ditambah penerimaan negara bukan pajak Rp142 triliun,
maka realisasi pendapatan negara hingga pertengahan tahun mencapai
Rp697,4 triliun atau 39 persen dari target Rp1.761,6 triliun.
Menkeu memproyeksikan angka penerimaan perpajakan pada semester II
akan meningkat yaitu mencapai Rp811,8 triliun sehingga pada akhir tahun
penerimaan dari sektor pajak dan bea cukai bisa mencapai Rp1.367 triliun
atau sebesar 92 persen.
Kamis, 02 Juli 2015
Menkeu: realisasi penerimaan perpajakan 37,3 persen
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar