Pekanbaru (ANTARA News) - Satuan Tugas Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan
Lahan (Satgas Karhutla) tetap melaksanakan proses pemadaman kebakaran
di Provinsi Riau dengan pasukan darat dan menggunakan helikopter
pengebom air (water bombing) saat Idul Fitri 1436 H.
"Kami tetap siaga di Posko dan melakukan pemadaman dengan helikopter water bombing,
sedangkan pemadaman di darat juga terus dilakukan," kata Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger, di
Pekanbaru, Senin.
Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Satgas Karhutla Riau, pada
Minggu (19/7) tercatat proses pemadaman dengan pasukan darat dilakukan
di Kampung Pulo, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, dimana terjadi
kebakaran di lahan seluas sekitar 10 hektare.
Penyebab kebakaran kini diselidiki oleh kepolisian setempat.
Satgas Karhutla Riau mencatat, proses pemadaman melibatkan 15 orang
warga setempat, namun terkendala akibat sumber air yang minim.
Kemudian proses pemadaman kebakaran juga dilakukan di lahan kosong
di KM 75 koridor PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dengan luas
sekitar dua hektare.
Pemadaman dilakukan oleh tim Polsek Pangkalan Kerinci yang dipimpin
oleh Kapolsek Kompol Razif dan personel sebanyak enam orang. Pemadaman
juga terkendala sulitnya mendapat sumber air.
Selain proses pemadaman, polisi juga menindaklanjuti dengan
pemeriksaan saksi-saksi dan pemasangang garis polisi dan memasang plang
pengumuman bahwa area tersebut sedang dalam penyelidikan kepolisian.
Helikopter
MI-17 berfasilitas bom air, yang bisa menampung sekitar empat ton air,
dilakukan di lokasi kebakaran di Kabupaten Rokan Hilir.
"Pemadaman dilakukan di daerah Pujud Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 25 kali menjatuhkan bom air," kata Edward.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun
Pekanbaru, Sugarin, secara terpisah mengatakan bahwa data satelit Terra
dan Aqua pada 20 Juli pukul 16.00 WIB menunjukan bahwa terdapat 20 titik
panas (hotspot) di seluruh Pulau Sumatera yang menjadi indikasi
kebakaran hutan dan lahan.
Titik panas paling banyak terdapat di Bangka Belitung, yang mencapai enam titik, ujarnya.
"Di Riau terdapat tiga titik panas, yakni di Bengkalis, Indragiri
Hulu dan Pelalawan yang masing-masing ada satu titik," katanya.
Kondisi udara berdasarken pencatatan alat Indeks Standar Pencemar
Udara di Pekanbaru menunjukan kualitas udara dalam status "sedang".
Daerah di Riau kemungkinan besar mendapat asap kiriman dari daerah lain
yang mengalami kebakaran karena terbawa angin.
"Angin secara umum bertiup dari arah Tenggara hingga Barat dengan
kecepatan lima hingga 15 knots atau setara sembilan hingga 27 kilometer
per jam," katanya menambahkan.
Selasa, 21 Juli 2015
Helikopter bom air padamkan kebakaran hutan Riau
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar