Palu (ANTARA News) - Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy
Sufahriadi memastikan tersisa dua orang warga negara asing asal suku
Uighur Provinsi Xinjiang, Tiongkok yang bergabung dengan kelompok
radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso.
"Dari enam warga Uighur yang ikut bersama Santoso, kami pastikan
tinggal dua orang yang tersisa," katanya kepada sejumlah wartawan di
Palu, Rabu.
Kapolda menjelaskan dua warga Uighur sudah dipastikan tewas yakni Farouk alias Magalasi dan Nuretin alias Abdul.
Kemudian satu orang lainnya, yakni pria yang ditemukan membusuk
dengan kepala bagian atas berlubang dan di bagian pinggang ada bekas
luka tembak dan kaki luka robek.
Jenazah ditemukan di pinggir sungai Desa Torire Desa Lelo, Poso.
Jenazah dengan tinggi badan 180 cm ditemukan menggunakan jam tangan
merek Casio.
Selanjutnya suku Uighur lainnya yakni Joko alias Turang Ismail yang
tewas bersama Tiger alias Anto alias Ishak berasal dari Bima,
pascakontak senjata dengan aparat gabungan TNI dan Polri, Selasa (22/3)
kemarin.
Sebelumnya Kapolda juga menjelaskan bahwa pihaknya sedang
menelusuri jalur masuk yang dilalui suku Uighur untuk bergabung dengan
kelompok Santoso.
Kata dia, WNA Uighur yang bergabung dengan kelompok Santoso itu
dari Xinjiang menuju Bangkok, ke Malaysia lalu ke Riau. Selanjutnya
menuju puncak di Jawa Barat (Jabar) dan terbang ke Makassar, kemudian
menuju Palu dan Poso melalui jalur darat.
"Di puncak, ada orang yang menjemput lalu dibawa ke Makassar lalu
ke Sulawesi Tengah. Itu keterangan dari orang yang tertangkap di Parigi
Moutong. Ini tidak jauh berbeda dengan orang asing yang masih berada di
gunung," kata mantan Kapolres Poso itu.
Dia menyatakan, masuknya orang asing tak lepas dari kecanggihan
komunikasi internet. Teknologi ini dimanfaatkan oleh Santoso untuk
mengajak siapapun untuk bergabung.
"Yang mau berjihad, ayo bergabung bersama kami di sini," kata Rudy menirukan pernyataan Santoso yang diunggah di internet.
Kamis, 24 Maret 2016
Kapolda: dua warga asing masih bersama Santoso
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar