Washington (ANTARA News) - Direktur Badan Intelijen Federal Amerika
Serikat (FBI) James Comey di depan Kongres pada Selasa mengakui bahwa
permintaan unlock iPhone dalam kasus penembakan San Bernardino akan
menjadi preseden bagi kasus-kasus lainnya.
FBI telah meminta
Apple Inc untuk meng-unlock (membuka) enkripsi iPhone yang digunakan
oleh salah satu pelaku penembakan di San Bernardino untuk keperluan
penyelidikan.
Pembuat smartphone itu, Apple, mengatakan mematuhi
perintah pengadilan untuk memberi FBI akses ke data pada iPhone yang
digunakan oleh salah seorang penembak San Bernardino, dan itu
dikhawatirkan akan menjadi preseden berbahaya yang melemahkan keamanan
ponsel lainnya.
Comey pekan lalu mengatakan bahwa memaksa Apple
untuk membuka (unlock) iPhone "tidak mungkin menjadi perintis" untuk
memunculkan preseden buruk untuk kasus-kasus lainnya.
Pada hari
Selasa (01/03) Comey mengatakan bahwa FBI meminta akses ke ponsel
tertentu tetapi memahami keputusan itu akan menjadi preseden bagi
kasus-kasus serupa.
Ditanya berapa banyak iPhone yang FBI minta
untuk di-unlock, Comey menolak untuk menyebutkannya, tapi bahwa ada
banyak ponsel yang menyimpan informasi yang diperlukan untuk investigasi
penegakan hukum, demikian Reuters melaporkan.
Keputusan
pengadilan yang membolehkan FBI meminta Apple membuka enkripsi iPhone
dikhawatirkan bakal menjadi preseden buruk bagi kasus lain dimana aparat
keamanan bisa mengakses data di setiap smartphone jika diinginkan.
Rabu, 02 Maret 2016
Direktur FBI sadar unlock iPhone akan menjadi preseden
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar