Palembag (ANTARA News) - Seratus lebih pondok pesantren di Sumatera
Selatan terutama yang berada di daerah yang dilintasi Gerhana Matahari
Total menyiapkan pelaksanaan shalat gerhana matahari pada 9 Maret 2016.
"Sesuai informasi dari Asosiasi Pondok Pesantren provinsi setempat, sekarang ini lebih dari 100 pondok pesantren di delapan daerah yang diprakirakan BMKG dilintasi gerhana matahari total (GMT) dan sejumlah daerah lainnya yang tidak dilintasi secara ;langsung melakukan persiapan shalat untuk menyambut kebesaran dan kekuasaan Allah SWT," kata Pembina Pondok Pesantren Darul Muttaqin Baturaja H.A.Truman SO Bakri, di Palembang, Kamis.
Berdasarkan pengamatan BMKG melalui satelit, GMT melintasi delapan wilayah Sumsel yakni Kota Palembang, Lubuklinggau, Rupit, Muarabeliti, Talang Ubi, Sekayu, Pangkalanbalai, dan Indralaya.
Meksipun Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) secara langsung tidak dilintasi GMT, pihaknya bersama santri dan masyarakat di sekitar pondok pesantren menggelar shalat gerhana matahari.
Shalat gerhana hukumnya Sunnah Muakad (sunnah yang dikuatkan) sehingga sebagai pembina lembaga pendidkan Islam berupaya memanfaatkan momentum terjadinya peristiwa fenomena alam langka itu mendekatkan diri dengan Allah SWT, kata Truman.
Dia menjelaskan, matahari merupakan salah satu ciptaan Allah yang sangat taat kepada-Nya, dan tidak henti-hentinya berputar yang membuat terjadinya putaran masa dan selalu menyinari bumi.
Dalam perputaran itu, suatu saat cahaya matahari tidak tembus ke bumi karena terhalang oleh bulan yang disebut gerhana matahari total, ujar mantan anggota DPR-RI dari Partai Golkar itu.
Sementara sebelumnya pengurus Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, juga menyiapkan pelaksanaan shalat gerhana matahari menyambut terjadinya GMT pada 9 Maret.
Pengurus Masjid SMB II Syukri Mascik mengatakan shalat gerhana matahari dilaksanakan untuk mengingat akan kebesaran Allah SWT.
Shalat gerhana matahari itu akan diimami oleh Ki Kgs H A Nawawi Dencik, Al Hafizh selaku Imam Besar Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, sedangkan bertindak sebagai khotib direncanakan Ki H Syarifuddin Yacub MHI.
Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang cukup langka, pada tahun ini hanya bisa dilihat di sejumlah daerah wilayah Indonesia.
Kesempatan menyaksikan peristiwa langka tersebut merupakan berkah dan patut disyukuri dengan melaksanakan shalat berjamaah dan memanjatkan doa serta puji syukur atas nikmat kesehatan yang diberikan hingga saat ini bisa menyaksikan fenomena alam langka itu.
"Sesuai informasi dari Asosiasi Pondok Pesantren provinsi setempat, sekarang ini lebih dari 100 pondok pesantren di delapan daerah yang diprakirakan BMKG dilintasi gerhana matahari total (GMT) dan sejumlah daerah lainnya yang tidak dilintasi secara ;langsung melakukan persiapan shalat untuk menyambut kebesaran dan kekuasaan Allah SWT," kata Pembina Pondok Pesantren Darul Muttaqin Baturaja H.A.Truman SO Bakri, di Palembang, Kamis.
Berdasarkan pengamatan BMKG melalui satelit, GMT melintasi delapan wilayah Sumsel yakni Kota Palembang, Lubuklinggau, Rupit, Muarabeliti, Talang Ubi, Sekayu, Pangkalanbalai, dan Indralaya.
Meksipun Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) secara langsung tidak dilintasi GMT, pihaknya bersama santri dan masyarakat di sekitar pondok pesantren menggelar shalat gerhana matahari.
Shalat gerhana hukumnya Sunnah Muakad (sunnah yang dikuatkan) sehingga sebagai pembina lembaga pendidkan Islam berupaya memanfaatkan momentum terjadinya peristiwa fenomena alam langka itu mendekatkan diri dengan Allah SWT, kata Truman.
Dia menjelaskan, matahari merupakan salah satu ciptaan Allah yang sangat taat kepada-Nya, dan tidak henti-hentinya berputar yang membuat terjadinya putaran masa dan selalu menyinari bumi.
Dalam perputaran itu, suatu saat cahaya matahari tidak tembus ke bumi karena terhalang oleh bulan yang disebut gerhana matahari total, ujar mantan anggota DPR-RI dari Partai Golkar itu.
Sementara sebelumnya pengurus Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, juga menyiapkan pelaksanaan shalat gerhana matahari menyambut terjadinya GMT pada 9 Maret.
Pengurus Masjid SMB II Syukri Mascik mengatakan shalat gerhana matahari dilaksanakan untuk mengingat akan kebesaran Allah SWT.
Shalat gerhana matahari itu akan diimami oleh Ki Kgs H A Nawawi Dencik, Al Hafizh selaku Imam Besar Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, sedangkan bertindak sebagai khotib direncanakan Ki H Syarifuddin Yacub MHI.
Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang cukup langka, pada tahun ini hanya bisa dilihat di sejumlah daerah wilayah Indonesia.
Kesempatan menyaksikan peristiwa langka tersebut merupakan berkah dan patut disyukuri dengan melaksanakan shalat berjamaah dan memanjatkan doa serta puji syukur atas nikmat kesehatan yang diberikan hingga saat ini bisa menyaksikan fenomena alam langka itu.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar