Jakarta (ANTARA News) - Pakar "foreign exchange" atau perdagangan valuta
asing asal Singapura, Mario Singh mengatakan Pemerintah Indonesia dapat
fokus mengelola lima sektor prospektif pada 2015 antara lain investasi,
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Lima sektor yang berpotensi di 2015 adalah sektor keuangan atau
investasi, perbankan, sektor kelautan, sektor pertambangan dan sektor
pertanian," kata Mario Singh usai diskusi bertajuk Market Outlook 2015
and Trading Strategies yang digelar konsultan investasi, PT Faba
Indonesia di Jakarta, Kamis.
Pada sektor investasi, kata pendiri dan Chief Executive Officer
(CEO) FX1 Academy Singapura itu, Pemerintah Indonesia perlu fokus pada
pendalaman pasar modal untuk memiliki lebih banyak investor baik dari
dalam maupun luar negeri.
Ia menilai sektor perbankan perlu mendapat perhatian lebih dari
Pemerintah Indonesia karena perbankan berperan penting untuk memperdalam
sektor pasar modal.
"Saya pikir pendalaman pasar modal ini penting karena jika pasar
modal tidak diperdalam, maka banyak orang akan tertarik berinvestasi
keluar dan akan memicu banyak uang mengalir keluar negeri," ujarnya.
Kondisi uang keluar lebih banyak dari yang masuk, katanya, akan
menyebabkan nilai tukar rupiah terdepresiasi sehingga defisit neraca
perdagangan Indonesia semakin besar.
Selain itu, katanya, sektor kelautan menjadi fokus pengembangan
berkaitan dengan upaya pembangunan 24 pelabuhan sesuai dengan program
tol laut Presiden Joko Widodo.
Sektor pertambangan, katanya, perlu difokuskan pada kebutuhan ekspor
yang dapat menjual ke luar negeri, seperti penambangan batu bara untuk
memenuhi permintaan India.
Sektor pertanian, lanjutnya, menjadi penting karena Indonesia saat
ini adalah produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pertama
terbesar di dunia sehingga pemerintah perlu meningkatkan upaya
peningkatan produktivitas pertanian termasuk usaha masyarakat.
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia
(Apkasindo), Asmar Arsyad mengatakan areal kelapa sawit Indonesia pada
2012 mencapai sekitar 9,23 juta hektare, produksi CPO 28 juta ton, nilai
ekspor 23,8 juta dolar AS, sedangkan kebutuhan dalam negeri hanya 10
juta ton.
"Kendala peningkatan produktivitas sawit adalah bibitnya palsu,
lahan marginal, pupuk kurang, tanaman tua. Dari sisi rendemen adalah
kultur teknis, sortasi, brondolan, kontaminasi. Kendala sisi sosial
adalah pendidikan, budaya, adopsi teknologi dan kesempatan," katanya.
Mario Singh mengatakan selain kelima sektor tersebut, sektor
infrastruktur juga termasuk menguntungkan dalam prospek pasar 2015
karena pembangunan infrastruktur akan membawa lebih banyak investasi
asing langsung (FDI).
Dengan pengembangan dan pemantapan sektor tersebut, ujarnya,
investasi dalam negeri semakin tinggi dan mendorong pertumbuhan ekonomi
lebih tinggi.
Jumat, 21 November 2014
Lima sektor prospektif dorong pertumbuhan ekonomi 2015
Editor: B Kunto Wibisono
0 komentar:
Posting Komentar