Jayapura (ANTARA Newsa) - Tim Persiwa Wamena akan menantang
Pusamania Borneo FC di laga final Divisi Utama 2014, setelah pada laga
semifinal kedua, Senin malam, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa
Timur berhasil mengalahkan Martapura FC dengan skor 1-0.
"Persiwa menang 1-0 melawan Martapura FC. Kami lolos ke final," kata Pelatih Persiwa Wamena Mahmudiono ketika dihubungi Antara dari Kota Jayapura, Papua, Senin malam.
Mahmudiono yang sudah 12 tahun bersama tim berjuluk Badai Pegunungan itu menjelaskan bahwa jalannya laga di babak pertama begitu seru, karena kedua tim sama-sama ingin meraih tiket ke final.
"Tapi secara keseluruhan di babak pertama Persiwa lebih menguasai jalannya pertandingan hingga di menit ke-24 tercipta gol kemenangan bagi tim," katanya.
Pelatih kelahiran Malang, Jawa Timur pada 9 Maret 1970 itu, mengatakan di babak kedua karena kecapaian dan minim persiapan menghadapi tim lawan, Martapura FC gencar melakukan serangan ke pertahanan timnya.
Oleh karena itu, ia mengubah formasi menyerang dari 4-3-3 ke pola tradisional 3-5-2 dengan harapan meredam lini tengah Martapura FC yang terus menggempur untuk memaksakan keadaan menjadi imbang.
"Tapi, anak-anak punya motivasi lebih untuk mempertahankan kemenangan dengan bermain ofensif," katanya.
Kemenangan itu, kata Mahmudiono yang seangkatan dengan pelatih Nil Maisar dan Solahudin di timnas Garuda II semasa menjadi pemain sepak bola pada 1990-an, tidak lepas dari doa dan dukungan masyarakat Jayawijaya dan Papua pada umumnya.
"Kami persembahkan kemenangan ini untuk tim, manajemen dan masyarakat Wamena, umumnya orang Papua," kata Mahmudiono yang pernah merumput bersama Arema Malang pada 1990 hingga 1995.
Sementara itu, Eduard Ivakdalam mantan kapten tim Persipura Jayapura yang baru masuk di putaran kedua dalam tim yang bermarkas di Stadion Pendidikan Wamena itu, mengaku persiapan mereka sebagai pemain terhitung hanya satu minggu, namun bisa memberikan kado indah bagi publik Papua.
"Saya pernah katakan kepada rekan-rekan saya di Persiwa bahwa kami akan bertemu Pusam di final dan itu terbukti. Gol tadi terjadi saat saya ambil tendangan pojok dan terjadi kemelut depan gawang lawan kemudian gol, mungkin yang cetak antara Yesaya Desnam atau Piter Rumaropen," kata Eduard yang akrab disapa Paitua oleh rekan-rekannya.
Pemain asal Merauke yang akan berusia 40 tahun pada 19 Desember ini juga menyampaikan hasil positif yang diraihnya bersama Pieter Rumaropen dan kawan-kawan itu tidak lepas dari campur tangan Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Puji Tuhan saya masih bisa membawa tim ini ke final dan lolos ke Liga Super Indonesia pada tahun depan meski usia saya sudah tidak muda lagi," katanya seraya menambahkan dukungan istri dan anaknya untuk tetap berkarir di dunia sepak bola yang begitu kuat hingga saat ini.
Sebelumnya, tim Pusamania Borneo FC memastikan ke final Divisi Utama setelah dalam drama adu pinalti pada semifinal pertama mengalahkan PSGC Ciamis dengan skor 3-1.
Kedua tim, Pusamania Borneo FC dan Persiwa Wamena akan bersua di final pada Kamis (27/11) pekan ini, untuk menentukan juara Divisi Utama musim ini.
"Persiwa menang 1-0 melawan Martapura FC. Kami lolos ke final," kata Pelatih Persiwa Wamena Mahmudiono ketika dihubungi Antara dari Kota Jayapura, Papua, Senin malam.
Mahmudiono yang sudah 12 tahun bersama tim berjuluk Badai Pegunungan itu menjelaskan bahwa jalannya laga di babak pertama begitu seru, karena kedua tim sama-sama ingin meraih tiket ke final.
"Tapi secara keseluruhan di babak pertama Persiwa lebih menguasai jalannya pertandingan hingga di menit ke-24 tercipta gol kemenangan bagi tim," katanya.
Pelatih kelahiran Malang, Jawa Timur pada 9 Maret 1970 itu, mengatakan di babak kedua karena kecapaian dan minim persiapan menghadapi tim lawan, Martapura FC gencar melakukan serangan ke pertahanan timnya.
Oleh karena itu, ia mengubah formasi menyerang dari 4-3-3 ke pola tradisional 3-5-2 dengan harapan meredam lini tengah Martapura FC yang terus menggempur untuk memaksakan keadaan menjadi imbang.
"Tapi, anak-anak punya motivasi lebih untuk mempertahankan kemenangan dengan bermain ofensif," katanya.
Kemenangan itu, kata Mahmudiono yang seangkatan dengan pelatih Nil Maisar dan Solahudin di timnas Garuda II semasa menjadi pemain sepak bola pada 1990-an, tidak lepas dari doa dan dukungan masyarakat Jayawijaya dan Papua pada umumnya.
"Kami persembahkan kemenangan ini untuk tim, manajemen dan masyarakat Wamena, umumnya orang Papua," kata Mahmudiono yang pernah merumput bersama Arema Malang pada 1990 hingga 1995.
Sementara itu, Eduard Ivakdalam mantan kapten tim Persipura Jayapura yang baru masuk di putaran kedua dalam tim yang bermarkas di Stadion Pendidikan Wamena itu, mengaku persiapan mereka sebagai pemain terhitung hanya satu minggu, namun bisa memberikan kado indah bagi publik Papua.
"Saya pernah katakan kepada rekan-rekan saya di Persiwa bahwa kami akan bertemu Pusam di final dan itu terbukti. Gol tadi terjadi saat saya ambil tendangan pojok dan terjadi kemelut depan gawang lawan kemudian gol, mungkin yang cetak antara Yesaya Desnam atau Piter Rumaropen," kata Eduard yang akrab disapa Paitua oleh rekan-rekannya.
Pemain asal Merauke yang akan berusia 40 tahun pada 19 Desember ini juga menyampaikan hasil positif yang diraihnya bersama Pieter Rumaropen dan kawan-kawan itu tidak lepas dari campur tangan Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Puji Tuhan saya masih bisa membawa tim ini ke final dan lolos ke Liga Super Indonesia pada tahun depan meski usia saya sudah tidak muda lagi," katanya seraya menambahkan dukungan istri dan anaknya untuk tetap berkarir di dunia sepak bola yang begitu kuat hingga saat ini.
Sebelumnya, tim Pusamania Borneo FC memastikan ke final Divisi Utama setelah dalam drama adu pinalti pada semifinal pertama mengalahkan PSGC Ciamis dengan skor 3-1.
Kedua tim, Pusamania Borneo FC dan Persiwa Wamena akan bersua di final pada Kamis (27/11) pekan ini, untuk menentukan juara Divisi Utama musim ini.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2014
0 komentar:
Posting Komentar