Surabaya (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat
Kesoema meminta warga negara Indonesia (WNI) di negara Kanguru untuk
tidak terpancing dengan eksekusi mati terhadap dua warga Australia,
Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
"Diaspora Indonesia harus menjadi tamu yang baik dan tetap
meningkatkan harmonisme di antara dua negara," katanya dalam keterangan
tertulis yang diterima Antara di Surabaya, Minggu.
Di sela penampilan Indonesia di panggung National Multicultural
Festival Canberra 2015 di Canberra Civic Centre (14/2), dia menjelaskan,
hubungan antara Australia dengan Indonesia dalam hari-hari ini bukanlah
merupakan ketegangan, melainkan lebih sebagai dinamika sosial.
"Karena itu, meskipun WNI yang berada di Australia harus waspada,
namun tetap menjalankan aktivitasnya dengan rileks," kata Nadjib yang
juga menyampaikan imbauan senada lewat laman/situs KBRI di ibu kota
Australia.
Menurut dia, apa yang disampaikan Menteri Luar Negeri Australia
Julie Bishop untuk memberikan pilihan bebas bagi setiap warganya untuk
berkunjung ataupun tidak ke Indonesia, sebagai hal yang wajar.
Nadjib pun tetap optimistis bahwa masyarakat Australia cukup cerdas dalam merespons pernyataan Julie Bishop.
"Selama warga Australia yang berkunjung ke Indonesia menaati aturan
yang berlaku di Indonesia, maka mereka pun akan tetap melihat Indonesia
sebagai negara yang aman dan bagus untuk dikunjungi," katanya.
Ia menambahkan apa yang dilakukan para WNI dalam kegiatan tahunan
National Multicultural Festival Canberra dengan menampilkan tarian
Yapong (Betawi), Angklung, Kuda Lumping dan berbagai atraksi budaya
Nusantara lainnya menjadi bukti bahwa kerja sama di antara masyarakat
Indonesia dengan Australia tetap berjalan baik.
Selain itu, hal tersebut menunjukkan kolaborasi yang apik antara
KBRI dengan masyarakat Diaspora Indonesia yang tinggal di Canberra.
"Hal positif yang bisa diambil melalui keterlibatan WNI dalam
penyelenggaraan festival ini adalah bagaimana kita bisa saling belajar
satu sama lain dengan masyarakat internasional yang tinggal di Australia
tentang kehidupan yang harmonis dan saling menghargai," katanya.
Di Australia yang menjadi tempat seluruh budaya dari seluruh dunia bertemu, terbukti keharmonisan dapat tercipta.
"Sama seperti Australia, Indonesia sebagai multicultural society
selalu memberikan peluang mengharmoniskan perbedaan yang hidup di
masyarakat," katanya.
Sementara itu, Perempuan Indonesia di Canberra bersepakat untuk
meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mengakhiri ketidakpastian
situasi politik setelah krisis berkepanjangan KPK vs Polri.
"Cukup sudah, Pak. Tepati janji Pak Presiden untuk memberantas
korupsi di Indonesia sesuai janji. Hentikan pelemahan dan kriminalisasi
KPK," tegas aktivis pembela hak asasi manusia, Sri Lestari
Wahyoeningrum.
Senin, 16 Februari 2015
Dubes minta WNI di Australia tak terpancing eksekusi
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 komentar:
Posting Komentar