Beirut (ANTARA News) - Usaha-usaha ditingkatkan untuk pemberlakuan
gencatan senjata parsial di Suriah sementara pertempuran berkecamuk
dekat Aleppo pada Senin dan setelah negara itu menderita serangan paling
berdarah oleh kelompok jihadis dalam perang yang berlangsung hampir
lima tahun.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir
Putin diperkirakan akan berbicara dalam beberapa hari mendatang setelah
Washington mengumumkan suatu persetujuan pendahuluan dicapai mengenai
"penghentian kekerasan."
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan persetujuan itu
dicapai pada Minggu ketika serangkaian pengeboman bunuh diri di
kawasan-kawasan dekat tempat keramat pengikut Syiah di luar Damaskus dan
di kota Homs membunuh sedikitnya 179 orang.
Kelompok Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas kedua
serangan itu di kawasan-kawasan yang dikuasai pemerintah. Satu kelompok
pemantau mengatakan serangan-serangan tersebut membunuh 120 orang dekat
tempat suci Sayyida Zainab dan sedikitnya 59 orang di distrik
Al-Zaharaa, Homs.
Pengeboman-pengeboman dekat tempat suci itu menandai serangan
paling mematikan oleh kelompok jihadis sejak konflik Suriah pecah pada
Maret 2011, kata Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah, sebuah kelompok
pemantau yang berkedudukan di Inggris.
Kerry mengatakan para pemimpin AS dan Rusia akan berbicara "pada
beberapa hari mendatang atau setelah itu" mengenai hal-hal terkait dalam
pelaksanaan persetujuan tersebut, yang berlaku bagi pihak-pihak yang
bertempur antara pasukan pemberontak di luar IS dan kelompok-kelompok
lain dan pasukan pemerintah dukungan Moskow dan Teheran.
Gencatan senjata parsial itu tidak akan melebar ke usaha-usaha
internasional untuk memerangi IS dan kelompok-kelompok jihadis lain di
Suriah, yang memperumit pelaksanaannya.
Gencatan senjata yang diumumkan para diplomat top di Munchen awal
bulan ini gagal dibelakukan pada Jumat lalu sebagaimana rencana semula.
Pembicaraan oposisi di Riyadh
Proposal itu, bagian dari suatu rencana yang juga mencakup akses
kemanusiaan yang diperluas, bertujuan memuluskan jalan bagi
penyelenggaraan kembali pembicaraan perdamaian yang gagal awal bulan ini
di Jenewa.
Pembicaraan itu telah dijadwalkan diadakan pada 25 Februari, tetapi
utusan PBB untuk Suriah sudah mengatakan bahwa tanggal itu tak lagi
realistik.
Kelompok payung oposisi utama Suriah, Komite Negosiasi Tinggi (HNC),
bertemu di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, pada Senin untuk mengadakan
pembicaraan mengenai gencatan sennjata itu dan usaha-usaha pembicaraan
perdamaian.
Juru bicara HNC Mozer makhous mengatakan kepada kantor berita AFP
bahwa pertemuan tersebut akan dilanjutkan selama dua atau tiga hari
lagi, demikian AFP.
(M016)
Selasa, 23 Februari 2016
Desakan bagi gencatan senjata di Suriah meningkat
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar