Jakarta (ANTARA News) - Pakar Neurosains dari Komunitas Neuronesia Dr
Amir Zuhdi mengatakan emosi orang tua dalam proses pengasuhan sangat
mempengaruhi perkembangan otak anak serta prestasinya di masa depan.
"Lingkungan yang destruktif seperti emosi orang tua dapat menghambat
perkembangan otak anak. Oleh karenanya diperlukan keterampilan orang
tua dalam mengelola kemarahan dalam proses pengasuhan anak," ujar Amir
dalam seminar di Jakarta, Minggu.
Pengasuhan anak yang baik hendaknya berbasis perkembangan otak
karena otak anak tersebut berkembang bertahap. Pengasuhan yang baik
menjadi stimulasi bagi perkembangan otak anak.
Pada otak terdapat sirkuit saraf otak yang mengatur sistem
pengasuhan. Sirkuit tersebut bernama "otak pengasuhan" yang terdiri dari
Sistem Limbic, Cortex PreFrontal, Lobus Parietalis, Lobus Temporalis,
Lobus Temporalis, Lobus Occipithalis, dam Cerebellum serta Batang Otak.
Masing-masing "otak pengasuhan" itu berkembang secara bertahap dan mengasuh sesuai dengan perkembangan otak anak.
"Anak yang berusia nol sampai 13 tahun, harus diasuh pada pengasuhan
emosi. Anak seusia tersebut telah mengenal berbagai jenis emosi seperti
marah, sedih, cemas, gembira, dan cinta," jelas dia.
Orang tua, lanjut dia, harus memahami cara dasar penanganan emosi
yang muncul pada dirinya. Jika tidak, maka ketidakmampuan mengelola
emosi akan mengganggu prestasi hidupnya.
"Mengasuh anak dengan melibatkan seluruh panca indra dapat
mempengaruhi kualitas penyerapan informasi yang terproses dalam otak
anak."
Anak pada usia tersebut juga harus diberi berbagai macam stimulan
yang baik. Lingkungan yang kaya dan variatif dengan permainan membuat
otak anak berkembang pesat.
Selain itu, pemberian makanan dengan kualitas gizi yang baik merupakan amunisi penting bagi otak anak tersebut.
Senin, 01 Februari 2016
Pakar: emosi orang tua asuh pengaruhi otak, prestasi anak
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar