Sunnylands, California (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)
membagi pengalaman terkait cara Indonesia dalam menangani dan
memberantas aksi terorisme dan ektrimisme di hadapan forum KTT AS-ASEAN.
Presiden Jokowi dalam salah satu sesi Retreat II Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) AS-ASEAN yang dilaksanakan pada Selasa pagi waktu setempat
atau Rabu dini hari waktu Jakarta dengan perbedaan waktu California 15
jam lebih lambat dari Jakarta mencontohkan aksi teror dalam bentuk
ancaman bom di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia mengingatkan pentingnya kerja sama dalam tiga hal, yakni
mempromosikan toleransi, memberantas terorisme dan ekstrimisme, serta
mengatasi akar masalah dan menciptakan suasana kondusif terhadap
terorisme.
"Kombinasi penggunaan hard power dan soft power dibutuhkan dalam mengatasi ekstrimisme," katanya.
Ia menambahkan, terkait pendekatan "hard power", Indonesia sedang mengkaji ulang Undang-Undang Terorisme.
Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat payung hukum dalam menghadapi terorisme.
"Penguatan legislasi ini, tentunya dilakukan dengan mempertimbangkan
penghormatan terhadap hak asasi manusia," ucap Presiden.
Pada waktu yang bersamaan, lanjut Presiden, pendekatan "soft power" juga diperkuat.
Caranya dengan melakukan pendekatan agama dan kebudayaan, melibatkan
masyarakat, melibatkan organisasi masyarakat dan keagamaan.
Menurut dia, diversifikasi pendekatan deradikalisasi dan kontra
radikalisasi juga dilakukan melalui program rehabilitasi narapidana
teroris serta program penerimaan kembali (reintegrasi) di masyarakat.
Rabu, 17 Februari 2016
Presiden Jokowi berbagi pengalaman cara Indonesia tangani terorisme
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar