Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Rusia mengumumkan, Senin,
bahwa tonggak "penghentian permusuhan" di Suriah akan mulai
diberlakukan Sabtu pekan ini (27/2).
Dalam pernyataan bersama, kedua negara itu mengatakan gencatan
senjata sebagian akan mulai berlaku pada tengah malam waktu Damaskus dan
akan diterapkan pada pihak-pihak yang terkait konflik dan telah
mengikuti kesepakatan.
Namun, ketentuan itu tidak diberlakukan terhadap kelompok ISIS dan Front Al-Nusra yang merupakan jaringan Alqaeda.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang telah bekerja sama dengan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam mengupayakan gencatan
senjata, menyambut baik kesepakatan itu.
"Jika diterapkan dan dipatuhi, gencatan ini tidak hanya akan
mengarah pada penurunan kekerasan tapi juga memperluas pengiriman
pasokan kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang
terkepung serta membantu peralihan politik menuju pemerintahan yang
tanggap terhadap keinginan rakyat Suriah," kata Kerry.
Jika dilaksanakan Sabtu, penghentian permusuhan di Suriah itu
tercipta setelah lima tahun perang saudara berdarah yang telah
menewaskan lebih dari 260.000 orang dan memaksa setengah jumlah penduduk
negara itu mengungsi, termasuk empat juta di antaranya ke luar negeri.
Pihak-pihak yang ingin diikutsertakan dalam kesepakatan gencatan
senjata masih memiliki waktu hingga Jumat siang waktu setempat untuk
memberi tahu Rusia atau AS bahwa mereka berkeinginan melaksanakan
gencatan.
Sebagai imbalannya, kelompok-kelompok yang mau menghormati
kesepakatan itu akan mendapatkan perlindungan dari pesawat-pesawat
pasukan Rusia dan koalisi pimpinan AS.
Dua negara adidaya itu sedang melancarkan perang melalui udara
secara terpisah di Suriah. Rusia menggempur target-target pemberontak
sementara koalisi memusatkan serangan ke kelompok ISIS.
(T008)
Selasa, 23 Februari 2016
Gencatan senjata Suriah mulai berlaku Sabtu pekan ini
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 komentar:
Posting Komentar